Jumat, 08 Maret 2019

Kata Fans Cowo Tentang Nike Ardilla

Apa Kata Fans Cowo

  


 Nike Ardilla,selain digandrungi kaum hawa…beliau juga digandrugi kaum adam.Ada yang mengagumi kecantikannya,suara merdunya,kepribadiannya,dan juga kharismanya.
Dalam kesempatan ini,pengurus berusaha mengirim email ke beberapa pengunjung setia situs ini (kaum cowo) ttg apa pendapat mereka ttg Nike Ardilla.Mau tau,apa kata mrk??Simak aja langsung….
Anderi
Nike ardilla : ….
tak terlupakan. sensasional. fenomenal. tak kan terganti
yang pasti nike ardilla cantik banget.
selebriti yang akan selalu gw inget dalam hidup gw.
karena gw tumbuh dengan lagu2 dan cerita2 tentang nike ardilla yaaa, sedikit banya knya berpengaruh lahh
nike itu hebat.
sosok panutan, dan sosok yang selalu gw tunggu berita nya meski nike dah lama pergi
miss u so.
Fauzi
kalo menurut gw NIKE ARDILLA orang nya baik & simpel dan NIKE tdk menyombongkan diri hanya sebagai artis dan bintang sinetron,pergaulan NIKE sama sapa aja di terima oleh masyarakat.gw sekeluarga pernah ketemu NIKE waktu di ancol,gw ketemu sama NIKE waktu nyanyi di HAILAI sama om DEDY DORES,ga lama kemudian gw ketemu lagi sama NIKE lagi jalan bersama NIKCY ASTRIA di dufan,seingat gw mereka pengen naik kereta harilintar,NIKE SAMA NIKCY berjalan berdua biasa saja seakan mereka bukan seperti artis atau pemain sinetron,gw sekeluarga mendapat undangan di HAILAI merayakan hari ulang tahun HAILAI.
Gani
Kalo menurut gw Nike tuh orangnya baik banget walaupun gw ngefans ama Nike setelah dia udah meninggal, kira2 taon 98 lah gw ngefans ama dia.yang gw suka dari dia tuh Suaranya begitu merdu kalo didengerin pokoknya tak ada yang lain dah .yang ngga ketinggalan yah jiwa Sosial dia tuh tinggi banget, padahal dia tuh masih muda banget jarang ada artis muda seangkatan dia bahkan sekarang yang peduli ama orang lain,sampai2 dia dikenang oleh berjuta penggemarnya seantero tanah air bahkan sampai ke negeri tetangga, Cantiknya juga ngga ketolong pokoknya melebihi Bidadari yang pernah gw impikan.
Ara
Di mata gw, Nike ardilla itu cakep, manis, imuet, trendy, keren, cuek, rada tomboy, trus apa lagi ya? karismatik dan simpatik.
Suaranya merdu,melengking, serak-serak basah (serak-serak madu malah ), khas dalam arti punya karakter sendiri yg bisa membuat dia mampu bertahan di pasar musik. Kalau Vina Panduwinata dikenal dgn julukan “Si Burung Camar”, Nike Ardilla dijuluki “Si Burung Murai” karena kemerduan suaranya. Gw mulai suka Nike di Album ke-5 (Biarlah Kumengalah). Malah dulu gw kira itu album pertamanya dia, karena lagu itulah yg. paling berkesan bagi gw. Dengar lagu itu terharu bgt, dia menjiwai bgt setiap lirik lagunya seakan-akan itu terjadi pada dirinya. Gw makin suka lagi setelah dia meninggal muda, ada rasa kehilangan yg teramat dalam akan sosoknya yg sedrhana dan penderma. Gw makin kalap, rasa suka gw makin menjadi-jadi. Gw bela-belain ke tempat org jualan majalah bekas, berburu koleksi fotonya hingga ke Bandung dan Ciamis. Mungkin utk 30 tahun kedepan blm ada yg bisa menggantikan nike sbg legenda yg slalu dikenang, ya karena prestasinya, wajahnya, suaranya, gayanya dan juga sifat sosialnya. Dan gw gak peduli dgn apa kata orang selama gw masih menjalankan perintah Tuhan dan agama gw, toh gw buka muhsrik khan?
Catatan si kuncup:sebenernya gw kirim emailnya ke banyak org(cowo) tar degh setelah ini pendapat cewenya,hihiii…tapi lom semuanya bales…so,ni artikel lom kelar alias nyambung sambil nungguin balesan email gw dari yg lainnya..ok??Bales dunk

Sumber : Nikeardilla.net
Share: Arif NACC Purwokerto 
thanks to Kang Adi Fahman udah Boleh Ngecoopas

Sosok Nike dihadapan Dedy Petet

Nike ArdiLLa, di mata Didi Petet

  

Kesedihan dunia bintang belum lagi reda karena kepergian aktor kondang Dicky Zulkarnaen beberapa waktu lalu.
Kini kembali kesedihan itu bertambah dengan berpulangnya penyanyi slow rock kondang asal Bandung, Nike Ratnadilla yang lebih dikenal dengan nama Nike Ardilla.
Nike yang punya panggilan kesayangan, Keke ini mengalami kecelakaan di JL. RE Martadinata, Bandung 19 Maret 1995 lalu sekitar pukul 06.15 WIB.
Nike saat itu mengemudikan kendaraan jenis sedan, Honda Civic Genio dengan nomor polisi D-27-AK bersama seorang rekannya Sofiyatun Wahyuni (Atun).
Didi Petet
Kepergiannya mengejutkan banyak pihak. Keluarga, teman, serta penggemarnya *termasuk indu :)), seakan tidak percaya saat mendengar kabar terjadinya peristiwa tragis yang dialami penyanyi yang juga pemain film cantik ini.
Salah seorang diantaranya adalah Didi Petet yang pernah berpasangan dalam film Kabayan dan Anak Jin.
Dalam film tersebut Keke berperan sebagai Iteung isteri Kabayan yang diperankannya.
Didi mengatakan bahwa ia mengenal Keke pada tahun 1988 ketika Keke masih sangat muda sekali dan ketika film Kabayan di produksi pertama kali.
Tepatnya saat Keke masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ketika itu Iteung masih diperankan oleh Paramitha Rusady dan Keke hanya sebagai penyanyi dengan membawakan lagu yang diciptakan oleh Harry Roesli (alm) untuk soundtracknya.
Dalam pandangan Didi saat itu, Keke adalah seorang anak yang sangat lugu sekali. Dan seorang teman yang biasa diajak bekerjasama dalam berbagai hal. Seperti bila diajak bekerjasama untuk memahami peran yang akan dimainkannya.
“Dari sana saya bisa melihat Nike adalah seorang teman yang bisa diajak ngobrol dan berdiskusi untuk membuat permainan film itu menjadi lebih menarik.
Itulah kesan yang biasa saya tangkap dari pribadi Keke yang saya kenal”, jelas Didi.
Dari sisi lain Didi menilai Keke sebagai anak yang cerdas dan berbakat. Bagaimana tidak, dalam dua tahun saja Keke bisa mengembangkan karirnya dalam berbagai hal di dunia seni. Seperti sebagai penyanyi, pemain film, sinetron dan bintang iklan.
“Dalam waktu singkat dia tunjukkan bahwa dia mampu untuk bermain. Jarang sekali ada orang yang mempunyai kemampuan seperti dia,” lanjutnya.
Dijelaskannya lebih lanjut Keke tidak hanya sekedar bermain tetapi sekaligus terus belajar dan mengejar apa yang belum dia bisa.
Banyak sudah ia berlakon di mana-mana dan bermain dengan seniornya, seperti bermain bersama aktor Rahmat Hidayat. Ia bisa mengimbangi irama permainan kang Rahmat (Rahmat Hidayat0.
“Ini bisa dijadikan contoh untuk artis artis lain yang betul-betul ingin mengabdikan diri di dunia seni,” kata Didi.
Kepergian seorang Nike Ardilla yang dikenal setelah ia melantunkan banyak tembang seperti: Seberkas Sinar, Nyalakan Api, dan lain-lain, ini bagi Didi betul-betul sangat mengejutkannya.
Meskipun begitu banyak kesan yang dilihat Didi sebagai sifat yang betul-betul tidak bisa dilupakan.
Didi mengatakan bahwa Keke adalah seorang gadis yang selain cantik juga ramah, mudah sekali akrab dengan orang yang dikenalnya, dan dengan kemampuannya yang besar itu ia tidak pernah merasa bahwa dirinya bukan artis besar.
“Pendeknya Nike itu tetap seperti orang yang biasa-biasa saja,” ujarnya lebih lanjut.
Nike Ardilla masih sangat muda sekali (20 tahun). Masih banyak bakat terpendam yang belum ia perlihatkan dan kematangannya pun belum dapat kita saksikan.
Akan tetapi, kini ia telah tiada. Pergi untuk selamamanya meninggalkan kenangan manis yang tidak mudah untuk dilupakan oleh semua orang yang mengenalnya.
Terutama pengagumnya *termasuk Indu lagi donk! :))
Artikel sumbangan dari : Melfa Riza, Bukittinggi.
Sumber : SINGGALANG, April 1995
Copas : Nikeardilla.net
Share: Arif NACC PURWOKERTO

Kenangan Guru Sekolah Sang Idola

Kenangan Guru2 Nike Ardilla

  
GUNAWAN YS :
(Guru kesenian di SMP 30 Bandung,
tahun ajaran 1988-1989, di kelas I sampai tamat SMP.

DIA (Nike Ardilla –red) jadi anak didik saya dibidang pelajaran kesenian, seni musik, dan seni rupa. Dia biasa saja. Tidak terlalu istimewa.
Kelebihannya ada pada semangat dan bakat. Dia punya dasar suara cukup bagus. Kelas dua bakat menyanyinya mulai muncul. Bakat seninya itu nampak lebih
jelas ketika dia rajin mengikuti kegiatan kepramukaan. Ada kenangan lucu dan mengesankan buat saya. Ceritanya waktu itu Nike kelas dua. Karena dia
punya kemampuan di bidang vokal, kami ikutkan dia festival nyanyi antar SMP. Dia kami kirim sebagai duta dari SMP 30. Segalanya sudah kami urus.
Pokoknya sudah siap berlaga. Kekuatan untuk mendorong semangat pun sudah kami siapkan. Kami dan orang tua Nike beserta rombongan, teman-teman sekelasnya
kami boyong ke tempat festival. Tapi apa yang terjadi?
==========to be continued======================
Catatan : Sedih banget nih kisahnya, nggak sanggup gue ngetiknya.
JULAEHA :
(Guru BP SMP 30 Bandung. Mengajar sejak tahun 80’an.
Jadi guru BP Nike Ardilla di kelas III
)
Nike anak baik, ramah, sopan, dan sederhana. Saya cukup mengenal siapa
Nike. Meski dia sudah lepas dari SMP 30 ini, waktu mendengar suara sumbang
dan berita di majalah yang agak negatif, saya tidak percaya kalau Nike seperti
yang dibicarakan dan diberitakan itu. Dulu saya pernah kirim surat ke Nike.
Saya berharap setelah membaca surat itu, andai kata isu itu benar, mudah-mudahan
dia bisa berubah. Sebagai seorang pendidik, rasanya saya masih punya kewajiban
dan tanggung-jawab. Tapi, entah kenapa surat saya itu tidak dibalas. Mungkin
dia sibuk. Hanya ucapan terima kasih dari Nike yang disampaikan pada saya,
lewat saudaranya, bahwa surat sudah diterima.
Walau dia sudah jadi orang terkenal, setiap kali ketemu dengan kami, sangat
sopan dan hormat, tidak sombong. Bahkan waktu Nike tampil di teve, menerima
penghargaan, saya terharu sekali. Tanpa saya sadari saya menangis.
Tapi kok secepat itu dia dipanggil kepangkuan-Nya. *orang baik, memang cepat
dipanggil.
Hubungan saya dan Nike, tanpa ada keterikatan materi sedikitpun, murni dari
hati yang paling dalam. Waktu mendengar Nike meninggal, langsung tubuh ini lemas.
Saya tak mampu menahan tangis. Tapi saya sengaja tak mau datang ke rumah
duka. Saya takut kalau datang kerumahnya, dianggap hanya ingin mendapatkan
bingkisan yang memang disediakan bagi yang datang. *ini baru guru!
Nike yang anaknya agak pemalu dan tidak banyak bicara, tapi suka humor.
Disamping itu supel, pandai bergaul. Disekolah dia paling banyak teman.
Untuk pelajaran, memang tidak istimewa, biasa-biasa saja. Sebetulnya Nike
anaknya cerdas. Tapi dia sering tidak masuk lantaran urusan rekaman,
show, dan syuting, akibatnya ketinggalan pelajaran. Dia juga sering
saya panggil dan ditanya, dia tidak jawab. Paling dia mesem-mesem. *dasar! :))
Melihat wajahnya yang imoet-imoet, saya nggak bisa marahi. Setelah lulus
SMP, dia masih suka datang berkunjung menemui guru-gurunya. Dia juga suka
ngobrol dengan adik kelasnya. Itu yang paling saya suka.
DRS. DEDE HIDAYAT :
( Guru SMP 30 BANDUNG, mengajar sejak tahun 80’an.
Mengajar Nike di kelas III, dalam pelajaran Agama Islam)
NIKE dalam penilaian saya, anaknya penurut. Kemampuan mangajinya sama
seperti murid lainnya. Sewaktu saya tugas di BP, dia pernah kena tegur sama
saya dua kali, lantaran lama tidak masuk karena kesibukan shownya.
Bahkan orangtuanya pernah kami panggil ke sekolah. Waktu itu Nike mau menghadapi
ujian. Jadi kami mohon untuk mengurangi absensinya. Menurut saya Nike anaknya
pandai. Kalau toh nilai pelajarannya menurun, itu karena sering tidak
masuk. Dia anak baik dan cerdas. Buktinya waktu saya tes ujian lisan,
ngaji (baca Al-qur’an), lancar, sembahnyang pun tekun. Selain rajin mengikuti
pelajaran, rajin pula mengikuti ekstra kurikuler dalam bidang olah-raga lumayan,
nyanyi suaranya oke punya.
Waktu dia sudah keluar dari SMP 30, dan jadi orang terkenal, saya ikut bangga.
Saya ikut tersinggung bila mendengar gosip tentang dirinya. Itu karena sedikit
banyak saya tahu Nike. Kenangan saya dengan almarhumah Nike cukup banyak.
Dia bukan saja baik, jiwa sosialnya tinggi dan sangat perhatian pada keluarga
dan teman-temannya. Kebaikannya tulus, seperti yang telah dilakukan dengan
mendirikan SLB. Saya salut dan sangat terharu. Saat pertama mendengar kabar
Nike meninggal, saya sempat terkejut, kaget dan tak percaya.
*kaget& terkejut bukannya sama? :))
Saya pikir itu hanya gossip. Ternyata berita itu benar!. Memang semua itu
takdir Allah. Padahal nama Nike sedang melambung, bagaimana kami tidak terkejut
kalau tiba-tiba meninggal. Semoga amal dan perbuatan baiknya di terima Allah.
Kami yang ditinggalkan akan selalu mendo’akan.
Artikel sumbangan dari : MELFA RIZA, Bukittinggi.
Sumber : Nikeardilla.net
Share : Arif NACC Purwokerto

Obrolan Tentang Idola

Obrolan Santai Tentang Nike Ardilla

  
Sepuluh tahun sudah Nike Ardilla meninggalkan kita semua.Tapi nama besar Nike Ardilla tetap melekat di dunia hiburan Indonesia dan juga terpaku dihati para penggemarnya. Sosok cantik jelita itu seolah masih menghirup dunia fana ini,wajahnya sesekali masih muncul diberbagai media.Nike adalah fenomena yang melegenda.
Adalah Boy,lajang kelahiran 28 tahun yang lalu yang menyelesaikan S1 nya di Jakarta (kota asalnya gw lupa:D asli…maaf!!)dan sempat menjadi figuran dibeberapa sinetron Nike Ardilla,seperti JALUR PUTIH,SEKELAM DENDAM MARISSA,dan beberapa sinetron lainnya.Pria ini termasuk fans berat Almarhumah Nike Ardilla dan salah satu pengunjung yang paling rajin isi buku tamu di situs kesayangan kita.
Dalam obrolan santai antara crew nikeardilla.da.ru bersama dia via YM,Boy mengunggkapkan semua pendapatnya tentang Nike Ardilla lewat pertanyaan pertanyaan yang saya berikan.Biar ga penasaran,mari kita simak obrolan bersama pria yang hobby joging,bikin cerita anak,n puisi ini.
Sejak kapan kamu tertarik dengan Nike Ardilla?
Kalo tertarik,gw pertama kali suka ma Nike saat album pertama Seberkas Sinar. pada waktu itu sering di tayangin di TVRI,terus mulai bener- bener suka saat lagu Tinggallah Kusendiri, disitu musiknya keren abiz. Mungkin lagu tersebut adalah lagu yang paling sering aku request di Radio Bayusakti – di daerah Kroya Cilacap.Dan itu menjadi lagu andalanku untuk request.
ok,apa yang menarik dari Nike ardilla?
Aku suka/cinta pada Nike “love at the first sight”, saya suka pada pandangan pertama, saat liat dia di TV. Nike adalah pribadi yang menarik, gak sombong. dan itu terbukti dengan didirikannya Yayasan untul SLB Wawasan Nusantara.Satu hal yang aku suka dari Nike, dia tuh tipe orang yang gak munafik, dan ‘care’ pada sesama, pribadinya menarik, dan gak bosen deh ngeliat dia..
apa yang kamu rasakan waktu pertama kali mendengar kabar bahwa nike pergi untuk selamanya?
pertama kali aku mendengar kepergian Nike, saat itu hari hujan.., sungguh bagai di ‘sambar geledek’, aku kaget setengah mati, Mungkin aku lelaki, tapi aku menangis saat itu, aku tuh tipe orang yang kalo ada moment selalu aku catat, akupun torehkan dalam buku harian, saat itu, satu puisi tercetus…, aku menangis, suasana hati sangat terenyuh dan aku gak percaya itu terjadi. yang jelas malam itu aku gak bisa tidur, dan selalu ngikutin berita baik di radio/tivi (saat itu hanya TVRI) yang ada di daerahku. Pokoknya aku tak percaya, tapi itu memang terjadi. Puisi tentang nikepun, saat itu aku bikin hari itu juga, masih ada, tapi sayang sekali enggak aku bawa. Mungkin lain kali
setelah kepergiannya,nama nike justru semakin mencuat dan semakin banyak fansnya(fans dadakan) menurut kamu pendapat ini benar atau tidak?
Fans dadakan? menurutku sih enggak yah, sebenarnya dalam diri merekapun sejak awal sudah tertanam rasa suka pada Nike, jadi gak mungkin lah kalo dari awal belom kenal/setidaknya mereka pernah dengar suaranya, cuman mereka belom sempet/enggak terlalu peduli dengan Nike, tapi setelah kepergiannya baru mereka menyesal. jadi seolah-olah fans dadakan. Kalo dibilang fans dadakan mungkin kurang tepat. Dan harus diakui kepergian Nike Ardilla memang fenomenal. Disaat dia di puncak, disaat bintang tengah bersinar, Nike dipanggil sama yang Maha Kuasa.
sering berburu sesuatu ttg nike?
Pada awal kepergian Nike Ardilla, aku sempet nyari2 kaset Nike, kemudian aku juga sempet punya kliping Nike yang gw ambil dari majalah pelajar MOP(Jawa tengah), Koran-koran, dan Tabloid Nyata. tapi seiring berjalannya waktu dan akibat lamanya aku tinggalkan, koleksi tersebut sebagian udah hilang. dan saat-saat terakhir, aku mulai berburu lagi dan berburu lagi. Tapi gw tipe yang slow but sure, jadi gak terlalu memaksakan diri,karena terbentur dengan kesibukan gw yang lain, jadi kadang-kadang udah gak sempet lagi untuk berburu.
koleksi kebanggaan kamu apa?n dapat dari mana?
koleksi kebanggaan gw saat ini adalah Sampul Pertama 1 tahun meninggalnya nike, karena saat ini susah di dapet. aku dapetnya dari temenku, Adi. Dan kalo tanya lagu-lagu favorit, hampir semua aku suka, kecuali lagu-lagu yang ngebeat. Tapi diantara yang favorit dan terfavorit, gw paling suka lagu Meraih Rembulan, Tinggallah Kusendiri, dan Madu dan Racun Cintamu. Yah mungkin gw suka lagu tersebut karena ada memory aja kali..
selain beli kamu barter juga ama sesama fans lain?
Barter? bagi sesama fans, gw lebih suka barter yah ketimbang harus menjual. karena sebagai sesama fans, gw akan ngerasa satu, so pasti barter itu hal yang aku lakuin kalo emang aku punya koleksi lebih dari satu.
secara ga langsung,nike ardila itu sudah menyatukan fans2nya yah,bahkan antar sesama fans itu bisa seperti sodara gara2 sama2 ngefans sama nike.nurut km bener ga pendapat ini?(pendapat gw lho:D)
Gw setuju dengan pendapat ini, karena dari sini pula gw bisa menambah banyak temen, dari berbagai kalangan, dari berbagai latar belakang. Emang sih gak bisa di pungkirin satu dua, ada yang merasa bersaing, dan itu sih persaingan yang gw anggap positif, karena dengan demikian kan membuktikan bahwa mereka masih merasa memiliki Nike.
maksud bersaing itu dalam hal apa?
Ada beberapa yang cerita ke aku, kalo misalnya mau mengadakan kegiatan misalnya lomba karaoke yang hasilnya untuk yayasan Nike, maka ada satu kubu lain yang ikut-ikutan ngadain acara. disini tidak perlu disebutkan kubu yangmana dengan kubu yang mana, yang jelas kan persainganya masih dalam taraf yang positif
oic,ok degh.pernah ziarah ke makam nike?
Sebagai seorang fans Nike, kurang afdol kalo belom ziarah ke makamnya. so pasti aku udah pernah ke makam Nike.
kesan yang kamu rasakan?
saat pertama, kaget yah, karena ternyata di makam itu banyak banget penggemar. kesanku yang pertama yang jelas dari pihak keluarga sangat welcome dengan fans-fans nike, kemudian aku sempet ke tetangga almarhumah, mereka pun welcome, dan sempet cerita kalo Nike itu memang pribadi yang menyenangkan.
selama ini ada semacam isyu,bahwa nike masih selalu”hadir”mengunjungi fansnya,km percaya?(malah juru kunci makam nike pun membenarkan hal ini)
Ah, kalo soal isyu ini, aku sebagai insan yang beragama sangat menyayangkan dengan isu tersebut. karena seseorang yang telah meninggal tidak akan kembali lagi, aku takut itu hanya penampakan-penampakan yang hanya akan membuat fitnah. kasihan almarhumah di sana. Kalo soal dikunjungi, mungkin hanya halusinasi yang berlebihan.
Saya setuju pendapat km.trs,pendapat kamu ttg kloning nike,seperti lia natalia n dike ardilla..apa mereka mampu n pantas menggantikan posisinya nike?
Soal kloning, kalo menurut aku sendiri sah-sah aja, asal jangan membawa nama besar Ardilla. Terlalu berat. Nike Ardilla tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Kalopun misalnya ada kloning, fans mereka pasti hanya sementara. Kalo pandangan gw untuk Lia Natalia sendiri, gw salut dengan Lia karena dia masih bisa menjadi “diri sendiri” tanpa membawa nama besar Nike, tapi kalo untuk Dike Ardilla, wah jauuuuh banget kalo dikatakan sebagai pengganti Nika. Jadi kesimpulannya Nike Ardilla tidak akan dapat tergantikan oleh siapapun.
kalo boleh berandai andai…seandainya nike ardilla masih ada,kira kira apa yang akan terjadi dg dirinya(terutama karier musicnya)?
Dengan banyaknya penggemar di Indonesia, gw yakin Nike bisa menjadi Trend setternya remaja Indonesia, dan mungkin kalo dia masih ada, dia akan menjadi Diva Asia. Nike memang fenomenal.
Nike Ardilla memang fenomenal…….sepuluh tahun sudah keperginnya,sepuluh tahun sudah dia torehkan luka dihati penggemar beratnya.Nike…kami kadang menangis mengenangmu,tapi kami yakin…Tuhan lebih menyayangimu….damailah kamu disana…
semua di dunia…fana semata,relakanlah semua..pasrahkan..karena kita hanya manusia…ada dalam Kuasa-NYa
TERIMAKASIH BUAT BOY…matur nuwun
cucup,alias kakang Brama dari kerajaan Madangkara
Sumber : Nikeardilla.net
Share: Arif NACC

Nike Ardilla mau Naik Haji with Mamih Nining

Saya Mau Naik Haji dgn Mama’

  
NIKE ARDILLA DALAM KENANGAN ;
‘Saya Mau Naik Haji dengan Mama’
RATUSAN orang tumplek di Gedung Pasundan Plaza, Bandung, suatu malam pada
akhir 1986, saat Festival Lagu Tiga Warna se-Jawa Barat, digelar. Ditengah
lalu-lalangnya pengujung (dan belasan pasangan remaja), didepan saya, seorang
lelaki berusia sekitar 40 tahun berdiri, sambil membimbing seorang gadis
berusia sekitar 11 tahun. Gadis berkulit putih dan berambut panjang itu,
terlihat erat memegang tangan ayahnya. Dia manja betul, nampaknya.
Sebagai wartawan pemula, yang berposko di Bandung, saya pun “tertarik” untuk
mendekati Nike atau Hari Mukti yang juga berada disana. Sama dengan Nike,
Hari pun belum dikenal publik musik waktu itu. Barangkali baru sebatas Bandung
sekitarnya. Diam-diam saya tatap gadis yang baru beranjak remaja itu, dan
saya mendekatinya sambil berkatanya: “Kapan rekaman?” Dia tak langsung menjawab.
Sambil melirik ayahnya, Nike angkat bicara: “Nggak tahu ya” Dan ia pun tersipu
malu sambil memegangi tangan ayahnya. Nike bersembunya dibalik punggung ayahnya.
Saya maklum, dan saya pun berlalu, dan masuk gedung.
Sebagai wartawan, saya saat itu memang hendak mencari Nicky Astria, yang
saat itu sedang melambung dengan tembangnya “Jarum Neraka”. Sorenya, saat
saya datang kerumah Nicky di Jl.Parakan 16/C, Buah Batu-Bandung.
Jadi kali ini bisa diibaratkan ‘reuni’ saja, di samping tujuan saya hendak
menyerahkan satu eksemplar Singgalang edisi Minggu, hasil wawancara
dengan Nicky Astria, juga ingin menanyakan tentang shownya di Padang yang
diundang DKRP (Depot Kreativitas Remaja Padang), pimpinan Desi Daud.
Sesampai didalam gedung, saya lihat Nike Ardilla duduk di deret bangku depan
bersama ayahya Eddy Kusnadi pegawai Perumka (PJKA) Bandung. Saya, sama dengan
pengunjung lainnya, lebih banyak memperhatikan “lagak dan gaya” Nicky Astria,
dibanding “keluguan” Nike Ardilla. *mereka nggak tahu bahwa disini nih, calon bintang BESAR! ðŸ˜€
Setelah selesai “silaturahmi” dengan Nicky, dan menyerahkan koran Singgalang,
saya pun berlalu dan kembali ke tempat duduk semula. Sebelumnya, Nicky menawarkan
pulang dengan rombongannya. Saya tak menolak. Dan, tak lama saya lihat, gadis
kecil berambut panjang yang bernama Nike tadi sedang berdendang. Ya, Nike
sedang bernyanyi. Tapi saya lupa lagu apa yang dinyanyikannya.
Usai acara, termasuk pengunjung, langsung menyambung dengan disco time.
Tak terkecuali Nicky Astria. Sedangkan, pada saat itu saya tak lagi melihat
Nike Ardilla. Mungkin gadis ini sudah pulang dengan ayahnya.
Jika tiga tahun kemudian…, saya mendengar lagu “Seberkas Sinar” dan
“Bintang Kehidupan” yang begitu hits, dan digemari anak muda, saya
nyaris pula, jika yang menyanyikan lagu itu adalah gadis kecil yang pernah
saya temui di Gedung Pasundan Plaza. Pedendang lagu itu memang Nike Ratnadilla, yang populer dengan nama Nike Ardilla.
Sejalan dengan menaiknya grafik ketenaran nama Nike, saya pun “didaulat”
kawan-kawan di Padang, (kawan-kawan di Nolan Miller Entertainment sebuah
grup showmbiz) untuk memboyongnya ke Padang dalam suatu show musik
di bulan Maret 1990.
Sekali merengkuh dayung, dua pulau terlalui, pepatah itu berlaku dalam pertemuan
saya dengan Nike Ardilla. Dapat tugas dari kantor mewawancarai Nike, saya
menemui artis ini, sekalian untuk “mengajak”nya show ke Padang.
Artinya, tak hanya untuk porsi berita, tujuan saya juga hendak memboyongnya
untuk show “Pentas Musik ’90” bersama rocker Hari Moekti.
Sesampai di Bandung, tak sulit mencari rumah Nike yang terletak di Jl. Parakan
Saat I/37, Bandung. Dari jalan besar, saya masuk gang. Dan didepan mulut
gang itu, tukang becak dengan logat Sunda kental bertanya sambil menawarkan
becak: “Mau kemana den?” saya jawab ke rumah Nike Ardilla. Tukang becak tersenyum
dan manggut-manggut sambil menyuruh saya naik.
Hanya lima menit, sebuah rumah semi permanen, terlihat. Diteras depannya,
sejumlah anak kecil asyik bermain. Salah seorang dari mereka saya panggil
dan saya menanyakan Nike. “Teteh (kakak) Nike ada nggak?”.
Belum sempat menjawab, gadis kecil itu berlari masuk kedalam, dan berteriak.
“Teh-teh, ada yang nyari”.
Dan gadis kecil bertubuh bongsor yang saat itu sudah kelas satu di SMA BPI
(Balai Pendidikan Islam) Bandung itu keluar dan sambil tersenyum ia bertanya.
Sebelum sempat dia melanjutkan keheranannya, saya langsung menyalami sambil
memperkenalkan diri. “Silahkan masuk mas,” ujarnya ramah dan menyuruh saya
duduk.
Mengenakan celana panjang selutut dengan tubuh dibalut T-shirt, berwarna
putih, penampilan Nike masih terkesan anak-anak. Sebelum tanya jawab terjadi,
gadis ini permisi hendak mengambil air minum. “Sebentar ya mas,” katanya
ceria. Saya pun mengangguk. Diruang tamunya, saya lihat foto Nike dalam ukuran
besar, terpajang di dinding. Tak ada kesan wah dari rumah Nike. Saya melihat
kondisi rumah artis ini sederhana saja.
Tak lama, Nike keluar dan kembali menemui saya. Untuk mengakrabkan suasana,
saya ingatkan kembali tentang pertemuan saya dengannya di akhir tahun 1986.
“Wah, saya lupa tuh,” ujarnya tertawa, tapi sambil memainkan bola matanya
(seperti berpikir serius) dia berkata. “Oh iya, saya ingat! Maklumlah, udah
tua,” ujarnya sambil terpingkal-pingkal.
Menurutnya, semua keberhasilannya itu tak bisa dilepaskan dari peran serta
ayah dan ibunya. “Tanpa beliau, saya tak ada apa-apanya,” ujar Nike.
Malah, dia berencana kalau punya uang banyak nanti, akan membawa ibunya naik
haji ke Mekkah. “Saya ingin naik haji dengan mama,” katanya. Ketika mengungkapkan
hal ini, mimik Nike terlihat serius.
Dan matanya yang agak sayu itu menggambarkan, ketulusan tekad gadis ini.
Dia pun mengungkapkan obsesinya hendak menyantuni anak yatim dan orang- orang
tak mampu. “Saya ingin punya panti asuhan” katanya.
Saat bicara itu ibunya muncul (entah dari mana), dan Nike memperkenalkan
saya dengan wanita bernama Nining Ningsihrat itu. “Ini mama saya Mas”, ujarnya sambil memeluk hangat ibunya.
“Nike memang masih kolokan,” kata ibunya dan menambahkan: “Badannya aja bongsor.
Manjanya minta ampun,” kata Nining.
Nike yang akrab dipanggil Keke ini pura-pura gondok, dan tertawa.
“Jangan buka kartu mah, nanti dimasukin koran sama Mas ini,” katanya tertawa
sambil menunjuk saya sedang asyik menuliskan percakapan itu. Ibunya pun tertawa
dan kemudian permisi masuk ke ruang tengah.
Berbagai pertanyaan saya ajukan pada Nike. Dia menjawab dengan lugas, tanpa
dibuat-buat apalagi ditutup-tutupi. Bila ia tak bisa menjawab pertanyaan
yang saya ajukan, dia bertanya balik pada saya. “Bagusnya jawabnya apa ya
Mas?” katanya ðŸ˜€
Ha? Saya jadi bingung sendiri. Memang lugu anak ini, pikir saya.
Dia juga mengungkapkan tentang sekolahnya yang sering “tinggal” bila ia rekaman
dan show. Tapi katanya, guru2 nya di SMA BPI, sering memberi dispensasi
untuk show ke luar daerah. * tunggu artikel selanjutnya ‘Kenangan
Guru-guru Nike Ardilla’
“Tapi kalau terus begitu saya bisa juga
tak naik kelas nanti.” Nike menjawab sendiri kalimatnya. Dia menyebutkan,
kesempatan itu datang kali, makanya ia memanfaatkan sebaik-baiknya.
“Mumpung ada kesempatan,” ujarnya.
Ditanya pacar, ia tertawa.
“Belum punya” jawabnya dan mengatakan, ia ingin lelaki seperti ayahnya yang
baik dan bertanggung jawab. “Tapi saya nggak pernah mikirin itu. Sekarang
saatnya kerja keras. Bukan untuk mikirin cowok,” katanya.
Wawancara pun selesai.
Saat surat perjanjian saya disodorkan, untuk show di Padang, Nike
tak keberatan. Tapi, ia minta jadwal shownya itu diubah.
“Saya pada waktu itu juga ada acara di Jakarta,” katanya. Saya Oke.
Tapi entah kenapa saya lupa membawa materai, untuk mempertegas kesepakatan
dengan Nike Ardilla.
“Nike punya materai, nggak?” tanya saya. Dia menjawab “Oh gampang, biar saya
suruh beli sama anak-anak diluar itu,” katanya seraya ke luar rumah memanggil
salah seorang anak kecil yang main di teras depan rumahnya. Sebelumnya saya
menyodorkan uang Rp.1.500 untuk membeli materai itu.
Tapi, tidak tanggung-tanggung kaget saya, saat Nike menyodorkan tiga buah
baterai merek ABC kepada saya “Ini mas baterainya” ujar Nike sambil menyodorkan
baterai.
“Lho!, bukan ini. Maksud saya meterai,” kata saya. Nike pun tak kuasa menahan
tawanya. Tubuhnya yang bongsor itu terpingkal menahan tawa.
Lucu mungkin. “Saya kira baterai,” katanya malu :”> ,dan ia menyambung.
“Nggak usahlah pakai-pakai materai, pokoknya kalau diundang ke Padang saya
pasti datang asal jadwalnya cocok,” katanya. Iya deh.
Ada dua jam saya dirumah artis ini. Saya pun kemudian minta permisi. Saya
hendak ke rumah artis Yossie Lucky, di Banyu Biru. Kepada Nike tak saya katakan
bahwa saya akan ke rumah Yossie Lucky. Saat Nike menawarkan hendak ke Terminal
Kebun Kelapa, makanya saya menolak. Soalnya tujuan saya bukan ke terminal,
tapi ke rumah Yossie Lucky.
Setengah jam kemudian saya sampai dirumah Yossie Lucky. Gadis ini pun tak
meolak ditawari show ke Padang. Kata saya, Yossie berpasangan dengan
Harri Moekti. Nama Nike tak saya sebut-sebut saat itu. Saya tidak mengatakan
kalau saya telah berjumpa Nike Ardilla. Soalnya, pada saat itu “persaingan” dijalur musik antara Nike, Yossie, Mel Shandy, dan Anggun C.Sasmi
sangat “ketat”.
Jadi kalau nama “rival”nya disebut-sebut dan diundang dalam waktu bersamaan,
banyak dari artis muda ini kurang “bersemangat” dan suka “menaikkan” tarif shownya.
Kalau kita katakan hanya dia saja yang diundang, umumnya artis remaja ini
bangga dan mau dengan “tarif” umum.
Saat Yossie dengan adiknya Yana menawarkan mengantar saya dengan mobil Carry-nya
ke Terminal Kebun Kelapa, saya tak menolak. Karena saya memang hendak balik
ke Jakarta. Tapi Yossie bukannya langsung ke terminal, malah membawa saya
ke sebuah gedung kesenian di Bandung. “Kita singgah sebentar Da, saya hendak
minta izin,” kata Yossie. Beda dengan Nike, Yossie memanggil saya dengan
sebutan “Uda”, karena ia tahu saya dari Padang.
Sore itu Yossie yang teman satu sekolah Nike di SMA BPI ini hendak latihan
nyanyi dengan beberapa artis Bandung lainnya. Saya lupa acara untuk apa.
“Nanti Uda saya kenalkan dengan Nike Ardilla,” katanya. Astaga! saya kaget.
Kartu saya bisa terbuka. “Janganlah Sie, saya di mobil saja, badan saya tak
enak,” saya memberi alasan. Yossie maklum, dan ia masuk gedung itu. Tak sampai
lima menit, ia keluar dan dan membawa saya ke terminal.
Akhirnya, saya memang gagal membawa Nike ke Padang. Karna pada hari itu,
(saat show digelar di Imam Bonjol Padang) gadis kelahiran 27 Desember
1975 ini, juga sedang ada show pula di Jakarta.
Jadinya yang mengisi acara “Pentas Musik 90”, Nolan Entertaiment,
Yossie Lucky dan Harri Moekti.
Toh demikian, kiprah Nike tetap saya ikuti, termasuk langkahnya ke dunia
sinetron dan film. Saya yakin, suatu saat gadis ini akan jadi artis besar,
karena ia punya kemauan dan kemampuannya yang tinggi. Disamping itu, orang
tuanya pun pintar membimbing anaknya.
Saya kaget, dan tak percaya.
Hari Minggu (19/3/95), Nike meninggal dunia akibat mobil Genio Civic yang
dikemudikannya menabrak trotoar di JL. Riau (RE.Martadinata), Bandung.
Nike tewas dengan luka parah dibagian kepala dan dadanya. Di usianya yang
ke-20, anak kedua dari tiga bersaudara ini (satu-satunya wanita) menghembuskan
nafas terakhirnya di tempat kejadian.
Selamat Jalan Nike…
Sumber : Koran Singgalang, Padang.
Artikel sumbangan dari :Melfa Riza (Bukittinggi)
Copas : Nikeardilla.net
Share : Arif NACC

Sosial Nike di Setiap Rekaman

Mungkin bagi sebagian besar fans Nike Ardilla, jiwa sosial Nike menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hingga sampai saat ini mereka masih setia menjadikan Nike sebagai sosok idola yang tak tergantikan sampai kapanpun, disamping tentu saja kecantikan, kemerduan suara dan kharisma yang dimilikinya. Banyak cerita mengenai kebaikan hati Nike yang baru terekspose oleh media, justru ketika Nike sudah tiada. Sewaktu Nike masih ada, banyak yang belum tahu kalau Nike mempunyai SLB dan kepedulian yang sangat besar terhadap sesama, terutama pada kaum duafa. Bagi seorang penyanyi profesional, keperdulian kepada sesama bukan hanya diberikan dalam wujud materi secara langsung kepada yang membutuhkan, tetapi juga bisa melalui alunan suara dalam konser-konser kemanusiaan dan rekaman dalam bentuk album yang hasil penjualannya disumbangkan untuk kepentingan kemanusiaan. Nike Ardilla telah melakukan itu semua, bahkan setelah Nike tiadapun, masih bisa beramal dalam bentuk album Dari Hati Untuk Aceh yang ditujukan untuk korban tsunami di akhir tahun 2004. Berikut catatan dua album Nike yang dipersembahkan untuk bantuan kemanusiaan.
I. Untuk Perdamaian Dunia, Album Nuansa Musik Flores
Album ini diproduksi oleh Bintang Dirgahayu dan diedarkan oleh Oxavia Record pada bulan Desember 1992 dalam rangka mengumpulkan dana bagi koban bencana alam Gempa Bumi Flores yang terjadi pada Bulan Desember 1992. Dalam album ini Nike membawakan 1 lagu yaitu lagu : Nuansa Gadis Suci yang merupakan soundtrack film dengan judul yang sama. Dengan memiliki album ini, berarti telah menyumbang dan hasil dari seluruh penjualan kaset ini akan disumbangkan guna meringankan beban bencana alam flores melalui PMI DKI.
II.Dari Hati Untuk Aceh
Satu lagi sebuah album yang dipersembahkan untuk korban tsunami di Aceh berjudul Dari Hati Untuk Aceh. Ada yang unik di album keluaran Musica Studio itu, sebab ada satu lagu milik almarhumah Nike Ardilla berjudul Panggung Sandiwara karya Ian Antono dan Taufiq Ismail. “Kita pakai master yang lama. Bukan hanya untuk lagu Nike saja. Beberapa lagu kita juga pakai master yang lama. Semua ini dilakukan untuk menghemat waktu. Kalau harus rekaman lagi satu persatu akan memakan lebih banyak waktu,” kata pimpinan Musica Studio, Indrawati Widjaya atau kerap disapa Ibu Acin ini saat peluncuran album tersebut di Hard Rock Café Jakarta .
Selain Nike, album Dari Hari Untuk Aceh juga melibatkan sejumlah penyanyi tenar lainnya, sebut saja Chrisye (Lilin-lilin Kecil & Badai Pasti Berlalu), The Rollies (Kemarau), Ebiet G. Ade (Untuk KIta Renungkan & Berita Pada Kawan), Peterpan feat Candil ‘Serieus Band’ (Ayah milik Ebiet G. Ade). Masih menurut Ibu Acin, khusus untuk lagu Ayah, Musica tidak menggunakan master lama. Karena lirik lagu tersebut diubah dan dibawakan kembali oleh Peterpan plus Candil.
Ada juga lagu baru ciptaan Base Jam, Bangkitlah Sahabatku. Album ini juga didukung oleh Hetty Koes Endang (Doa) dan Tamara Blenszynski yang menyumbangkan dua puisinya (Doa Berserah dan Setelah Gempa dan Tsunami). Rencananya, hasil dari penjualan album ini akan digunakan untuk pembangunan Perkampungan Seni dan Budaya Aceh di Banda Aceh. Bangunan ini nantinya berfungsi sebagai Museum Sejarah, Perpustakaan, Galeri Budaya dan tempat perkumpulan para seniman di Aceh.
Written by Adi Fahman
Posted by Arif NACC

Jumat, 08 Februari 2019

Di tengah lesunya penjualan kaset dan CD di Indonesia karena maraknya pembajakan, di Malaysia, Album Memories Hit’s Nike Ardilla 1975 – 1995 (kaset, CD, dan VCD) yang direlease tahun 2004, berhasil mencapai penjualan terbaik dan menduduki peringkat 2 setelah Peterpan. Prestasi yang luar biasa bagi seorang artis yang sudah lama berpulang (9 tahun saat itu).
Mungkin karena terinspirasi oleh kesuksesan penjualan album di Malaysia tersebut, di Indonesia, tahun 2006 direlease album 10 tahun Nike Ardilla yang juga terdiri dari 1 paket lengkap : kaset, CD dan VCD. Tetapi kabarnya, penjualan album tersebut kurang begitu baik dan tidak mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia . Bagi Fans Nike sendiri, album tersebut kurang menarik karena pemilihan lagu-lagu yang ada di dalam album tersebut sudah ada di album-album kumpulan the best Nike sebelumnya, di samping itu disain cover dan pemilihan fotonya kurang menarik.
Di tahun 2007, di saat di Indonesia album Nike yang baru tidak direlease (kaset-kaset Nike yang ada di etalase toko adalah daur ulang kumpulan the best lama yang diperpanjang masa edarnya), di Malaysia direlease dua buah album kompilasi Nike yang dikeluarkan oleh 2 produser yang berbeda.
1. Koleksi 10 Tahun Terunggul Nike Ardilla


Cover CD dan VCD Terunggul Nike Ardilla
Dikeluarkan oleh Music Plus dan Music Valey SDN. BHD, dikemas secara eksklusif dalam format CD dan VCD yang diberi label khusus : Limited Edition. Untuk CD, terdiri dari 4 keping yang masing-masing kepingnya terdiri dari 15 lagu. Menariknya, di dalam album ini dikeluarkan beberapa lagu yang di Indonesia belum pernah dikeluarkan dalam format CD seperti lagu : Terserah (Album Bintang Kehidupan), Hanya Impian (album Matahariku), Jeritanku dan Keraguan (Album Biarkan Cintamu Berlalu). Sayanganya, single yang ditunggu-tunggu : Selamat Tinggal Duka tidak muncul di album ini. Dan satu lagi yang menarik, lagu Cinta Kita di Malaysia diberi judul Fantasia Bulan Madu.
Untuk VCD, terdiri dari 3 keping yang masing-masing kepingnya terdiri dari 10 lagu. Ada 9 (sembilan) video klip yang baru dalam album ini. Yaitu lagu : Sanggupkah Aku, Cinta Kita, Bila Cinta Mulai Bersemi, Kalau Aku Bisa Terbang, Kesal, Cinta Pertama, Keraguan, Pengembara Terasing, dan Mengapa Harus Berpisah. Dan lagu-lagu lainnya telah direlease dan diedarkan di Indonesia . Video klip yang baru diproduksi oleh Music Valey dengan model-model dari Malaysia . Meskipun tak ada satu pun foto ataupun visualisasi Nike dalam video klip baru tersebut, tapi cukup baik penggarapannya, tidak terkesan murahan. Dan yang lebih penting lagi, fans Nike dapat perbendahaaraan lagu baru untuk bekaraoke atau untuk dibuat minus one.
2. Ratu Rock Malindo, Ella & Nike Ardilla

Cover CD Ratu Rock Malindo (Malaysia dan Indonesia)
Dikeluarkan oleh EMI (M) SDN BHD/Music Plus dan Music Valey SDN. BHD dalam format CD. Terdiri dari 2 keping CD masing-masing terdiri dari 15 lagu pilihan dari dua artis tersebut. Tidak ada single baru di album ini. Demikian ulasan singkat mengenai album Nike Ardilla yang masih mendapat tempat di hati pecinta musik di Malaysia dan selalu mendapat tanggapan yang positif dari para penggemarnya terbukti dengan angka penjualan album yang selalu tinggi.
Bagaimana di Indonesia, apakah tahun 2008 ini Music Plus akan mengeluarkan lagi album Kompilasi Nike yang terbaru? Umumnya para fans Nike yakin album Nike akan meledak lagi seandainya produser bisa memilih satu single yang jarang didengar oleh penikmat musik, seperti single Selamat Tinggal Duka, atau bila tidak, lagu Nike diaransemen ulang dengan musik yang lebih up to date dan sedang digemari saat ini, dan tentu saja didukung dengan disain cover yang menarik. Semoga impian para nike mania bisa diwujudkan oleh Music Plus sebagai penyalur tunggal lagu-lagu Nike Ardilla.
Rumah Nike Ardilla Jadi Markas Agum Gumelar

CIAMIS – Nampaknya Agum Gumelar yakin almarhumah penyanyi Nike Ardilla masih memiliki kharisma bagi penggemarnya. Karenanya, dia memakai rumah mendiang sebagai posko relawan Ciamis untuk pencalonan dirinya dalam Pilgub JabAR
Sore ini, Jumat (8/2/2008), Agum bersama sejumlah tim suksesnya mendatangi rumah Nike Ardilla di Jalan Imbanagara 389, Ciamis, Jawa Barat. Saat tiba di tempat itu, Agum disambut ibu almarhumah, Nining Sihratu.
Setiba di rumah bertingkat dua dan bercat putih ini, Agum disambut ratusan tetangga Nike Ardilla. Teriakan “Hidup Pak Agum” terdengar berkali-kali disuarakan warga dan para pendukungnya.
Agum pun menyempatkan diri berfoto bersama Nining. Saat diambil gambarnya, Agum memegang foto Nike semasa hidup yang terlihat mengenakan baret merah.
“Saya mendukung Pak Agum menjadi gubernur. Saya yakin Pak Agum bisa membawa Jawa Barat menjadi lebih baik. Saya gembira rumah ini menjadi posko, karena rumah ini peninggalan anak saya,” ujar Nining saat dimintai komentarnya.
Kedatangan mantan Komandan Kopassus ini ke Ciamis merupakan kunjungan hari keduanya ke wilayah selatan Jawa Barat. Kemarin, Agum yang pernah menjabat sebagai menteri perhubungan telah mendatangi Garut. (jri)



Nike Ardilla Masing di Hati Pengemar

Bandung – Meski telah tutup usia 13 tahun yang lalu, Nike Ardilla masih tetap mengisi hati penggemarnya. Bahkan lantunan penyanyi muda yang juga aktif sebagai aktris ini bisa membuat penggemarnya menitikkan air mata. Ditemui di Museum Nike Ardilla di Komplek Aria Graha Bandung, Jumat (21/3/2008) dalam rangka peringati 13 tahun meninggalnya Nike Ardilla, beberapa penggemarnya mengungkapkan testimoni mereka tentang pelantun Bintang Kehidupan ini.
Eka (22), mengemukakan bahwa dirinya melihat Nike Ardilla sebagai sosok yang teramat tragis. Hal ini dikarenakan tragedi yang menimpa Nike di saat-saat karirnya sedang melejit. Meski demikian, hingga kini dia mengaku hatinya merasa nyaman dan damai jika mendengar lantunan lagu-lagunya. “Terus terang saya suka nangis kalo liat foto dan denger lagunya,” tutu Eka. Hal serupa juga diungkapkan Nasrul, yang masih sering mendengarkan lagu-lagu Nike Ardilla. Selain mengagumi dari lagu-lagu Nike, Nasrul juga mengidolakan kepribadiannya yang sosial dan dermawan. Sementara hal lain diungkapkan oleh Eman, anggota NACC ini menganggap sosok Nike sebagai artis yang tidak tertandingi. “Nike Ardila itu tiada duanya, engga ada tandingannya. Prestasinya pun segudang,” ujar Nasrul
Berbeda lagi dengan Lisa (17), tanggal kelahiran gadis belia ini bertepatan dengan meninggalnya Nike Ardilla. Dia mengaku antusias tiap tahunnya, karena ulang tahunnya dirayakan bersama-sama penggemar Nike Ardilla lainnya. “Setiap tanggal 19 Maret, merayakan bersama teman-teman dengan berziarah dan ke museum,” jelas Lisa.
Lisa mengungkapkan dirinya berangan-angan jika Nike masih hidup, ingin berjalan-jalan seharian bersamanya. Warga Jakarta yang sudah tiga kali mengunjungi Museum Nike Ardilla, menganggap sosok Nike sebagai bidadari di alam nyata. Almarhum menjadi inspirasi bagi Lisa. “Nike pribadi yang low profile. Ibaratnya tangan kanan memberi, tangan kiri tak boleh tahu,” ungkap Lisa. Selain dari kepribadian, penggemar Nike yang mayoritas pria, menuturkan bahwa wajah Nike mewakili ciri khas Bandung.
MUSEUM NIKE BERAROMA MELATI
Bandung – Museum Nike Ardilla yang didirikan di Komplek Aria Graha Bandung, meninggalkan pengalaman mistis bagi penjaga museum, Misran. Dia mengaku sering mencium parfum beraroma melati di tengah malam. Misran yang sudah dua tahun menjaga museum tersebut, biasa membersihkan museum pukul 23.00 WIB sampai 00.30 WIB. Di kala membersihkan, tidak jarang semerbak parfum beraroma melati mengisi ruangan. “Saya juga heran, kenapa selalu mencium bau itu setiap beres-beres,” tutur Misran. Ketika dirinya menanyakan kepada keluarga Nike, ternyata aroma melati merupakan aroma favorit Nike Ardilla. Menurut Misran, ibu Nike Ardilla, Nining Ningsihrat menyebutkan parfum melati sebagai kesukaan Nike di masa hidupnya. Meski demikian, dirinya mengaku tetap senang menjaga museum tersebut. “Saya senang bisa dipercaya untuk menjaga museum ini. Selain karena idola, saya orangnya suka bersih-bersih,” jelasnya.
Sumber : situs tetangga
Post by : CuPs

Jumat, 11 Januari 2019

Album Komplikasi



None





















Filmografi

Filmografi

Film

Sinetron

Trivia

  • Tinggi badan Nike Ardilla adalah 168 sentimeter dan berat 50 kilogram.
  • Hobi Nike Ardilla adalah musikberenang, dan bulutangkis.
  • Makanan kesukaannya adalah hamburger, mie bakso, dan jengkol goreng.
  • Minuman kesukaannya adalah Coca-Cola dan Yogurt.
  • Nike mempunyai beberapa nama kecil antara lain Nike, Neneng, Keke, dan Amoy.
  • Mobil Honda Genio yang dipakai Nike saat kecelakaan berhasil dilelang seharga Rp 100 juta oleh seorang gadis bernama Lia Nathalia yang kini juga menjadi penyanyi.
  • Pada acara 40 hari meninggalnya Nike Ardila diadakan doa bersama di gedung Balai Sartika Bandung pada tanggal 26 April 1995. Acara yang merupakan bagian dari peringatan empat puluh hari meninggalnya Nike Ardilla dihadiri sekitar 200-an tamu undangan, termasuk puluhan artis ibu kota yang khusus datang dengan dua bus besar serta rekan-rekan dari PAPRI dan HAPMI Jawa Barat. Dalam peringatan ini hadir pula keluarga Nike.
  • Pada 40 hari itu juga, makam Nike dikunjungi oleh lebih dari lima ribu penggemar.
  • Bangunan makam Nike Ardila boleh dibilang amat megah. Tak berbeda dengan makam toko-tokoh nasional yang amat penting, makam Nike juga dilindungi bangunan cukup berundak-undak yang terbuat dari beton yang atapnya disangga empat pilar kokoh. Makamnya sendiri seluruhnya dilapis oleh kayu yang khusus di datangkan dari Kalimantan Timur. Makamnya juga di pagari tembok yang penuh tulisan kata-kata kenangan untuk Nike Ardilla, termasuk puisi dan doa-doa dari penggemar.
  • Sepanjang kariernya, Nike telah menjual album yang kesemua albumnya mendapatkan multiplatinum, rata-rata terjual diatas satu atau dua juta kopi, kecuali album pertama yang 'hanya' terjual 500 ribu kopi. Bahkan setelah kematiannya terus bermunculan album-album berisi kumpulan lagu Nike Ardilla yang semuanya diperkirakan berjumlah 40 buah album.
  • Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis Indonesia yang kematiannya selalu diperingati oleh para fansnya. Diluar hal semacam ini terjadi pada John Lennon, Marilyn Monroe, atau Bruce Lee.
  • Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis dengan penjualan album terbanyak sepanjang masa di Indonesia, data terakhir sudah terjual lebih dari 25 juta kopi album Nike yang terjual, termasuk penjualan di Malaysia dan negara-negara lainnya.
  • Nama panggung Nike Ardilla sebelumnya adalah Nike Astrina yang diambil dari nama seniornya, Nicky Astria, Ini karena corak musik keduanya sama dan Nicky Astria juga adalah besutan Deddy Dores
  • Tak cuma mencari penyanyi yang wajahnya mirip, bahkan Deddy Dores juga memirip-miripkan nama penyanyi orbitan barunya. Salah satunya bernama Dike Ardilla . Sayang, lagu-lagu Dike Ardilla tidak berhasil meledak di pasaran
  • Video klip sandiwara cinta versi kedua atau lebih dikenal oleh para fansnya sebagai "versi Monroe" adalah video klip terakhir Nike semasa hidup dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Menampilkan Nike yang sekilas terlihat seperti idolanya, Marilyn Monroe. Syutingnya dimulai 10 hari sebelum Nike tewas. Video ini sebetulnya belum selesai digarap, namun karena Nike kemudian tewas, Rizal mengubahnya menjadi seperti sebuah video dokumenter Nike sepanjang kariernya. Setelah kematiannya, video klip lagu Nike Ardila biasanya menampilkan model yang mempunyai wajah mirip dengan dirinya.

Album dan Single

Album dan singel

Album yang telah beredar

Album kompilasi

    Bandung Rock Power 1988
  • Gadis Foto Model 1989
  • Album Ost Pocong - 1996
  • Best of The Best Vol. 1 - 1999
  • Best of The Best Vol. 2 - 2000
  • Best Beat - 2002

Singles soundtrack

  • Ost Nuansa Gadis Suci 1992
  • Ost Nakalnya Anak Muda 1992
  • Ost Aksara Bisu 1992
  • Ost Lupus 1992
  • Ost Deru Debu 1994

Rekor Ceu Nike

Rekor Nike Ardilla

  1. 17 Tahun kematiannya masih diperingati dan belum ada artis yang meninggal di Indonesia mempunyai pencapaian seperti ini.[13][14]
  2. Setiap Hari Kelahirannya selalu diperingati sama seperti peringatan Hari Kartini.[15][16]
  3. Nike Ardilla merupakan tokoh satu-satunya Lintas profesi yang setelah hampir puluhan tahun meninggalnya menjadi Cover tabloid dan atau Majalah berkali-kali, di Indonesia. Terakhir menjadi Cover Tabloid Genie 2 kali berturut-turut di Genie Edisi 36 & 38 Tahun VI bulan Maret 2010.[17][18]
  4. Artis penyanyi termuda di usia 14 tahun 3 bulan 4 hari dengan penjualan 1 album mencapai 2 juta units, Bintang Kehidupan 1990.[19]
  5. Tokoh Selebrtiti satu satunya yang masih menjadi headline berita di semua media massa.[20][21][22]
  6. Kematian Nike Ardilla adalah berita paling heboh dan paling menggemparkan dalam sejarah pertelevisian Indonesia, berita kematianya di tayangkan selama 3 bulan berturut-turut, bahkan berita kematian Putri Diana pada tahun 1997 di Indonesia-pun tak dapat menyainginya.
  7. Dikutip dari buku "100 Perempuan Paling Berpengaruh Di Indonesia, Nike Ardilla menduduki peringkat 4 dari 100 perempuan tersebut. Dia berpengaruh karena: kegiatan amal yang ia lakukan di seluruh penjuru Indonesia, nyaris semua remaja perempuan meniru dia, mulai dari gaya rambut hingga cara berpakaiannya. Nike Ardilla adalah icon dari aliran musik slow rock, buktinya setelah kematian Nike Ardilla pada tahun 1995 akibat kecelakaan musik slow rock tak lagi berjaya.
  8. Nike Ardilla secara anumerta, bersama delapan tokoh musik lainnya mendapatkan penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia dari PAPPRI, kesembilan tokoh musik tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Gombloh
    2. Nike Ardilla
    3. Titiek Puspa
    4. Anggun
    5. Iwan Fals
    6. Ebiet G Ade
    7. Titiek Sandhora
    8. Deddy Dores
    9. Broery Marantika