- Beranda
- Aksesoris
- Serba Serbi
- Artikel
- Biografi Nike Ardilla
- Aniversary Surabaya
- Nike masih dihati pengemar
- Ditengah turunnya penjualan cd
- Sosial Nike di Albumnya
- Nike pengin Naik Haji with Mamih Nining
- Obrolan Tentang Idola
- Kenangan Guru Sang Idola
- Sosok Nike di Hadapan Dedy Petet
- Kata Fans Cowo Tentang Nike
- Tidak Ada Rahasia
- Album For Aceh
- Pasca 2 Tahun
- Ziarah Maret
- Dedikasi dan Peninggalan
Selasa, 21 Mei 2019
Jumat, 26 April 2019
Jumat, 08 Maret 2019
Selesaikah Kasus Sang Bintang
Selesaikah Kasus Bintang?
Selain menuntaskan kasus kecelakaan yang dialami almarhumah Nike Ardilla,pihak kepolisian dan kejaksaan sebenarnya masih menangani perkara tuduhan penganiayaan yang dilontarkan kepada sang bintang itu dikala ia masih hidup. Namun berhubung Nike Ardilla telah tiada,maka secara hukum segala tuntutan yang bersifat pidanya kepada dirinya,gugur atau batal dengan sendirinya.
Kapolresta Bandung Tengah Let.Kol.Pol. Ade Rahardja maupun Kajari Bandung,menegaskan penyidikan kasus Nike Ardilla tidak akan diteruskan ke meja hijau dan dianggap selesai. “Berhubung Nike telah meninggal dunia,maka dengan sendirinya tuntutan hukum yang akan dijatuhkan kepada artis ini di pengadilan otomatis gugur dengan sendirinya,” kata sebuah sumber di kejaksaan Negeri Bandung.
Nike terdaftar sebagai tersangka sehubungan dengan kasus penagniayaan dan obat-obat terlarang.Perkaranya kini sudah masuk PK-1. Waktu itu penyidikan perkara itu oleh polisi dimulai tanggal 24 Desember 1994,namun pada tanggal 6 Januari 1995 berkas perkara yang sudah diserahkan kepada kejaksaan itu dikembalikan lagi kepada pihak kepolisian,karena masih ada kekurangan-kekurangan dan hingga sekarang belum diserahkan lagi kepada Kejaksaan Negeri Bandung.
Demikian hingga saat ini nama baik Nike masih tetap bersih dan dianggap tidak bersalah,ujar Himawan Keswara.SH.(Kassie Tindak Pidana Umum).
Demikian hingga saat ini nama baik Nike masih tetap bersih dan dianggap tidak bersalah,ujar Himawan Keswara.SH.(Kassie Tindak Pidana Umum).
Nike Ardilla tentang kasusnya
Kasus penganiayaan yang dituduhkan kepada almarhumah Nike Ardilla itu,sebenarnya muncul menurut Nike (ketika ia masih hidup) sudah selesai. Ia kaget ketika tiba-tiba koran-koran di Bandung dan Jakarta memuat berita bahwa berkas perkara itu katanya sudah dilimpahkan dari Polda Jawa Barat ke Kejaksaan Negeri Bandung,tutur Nike kepada Tabloid Nova tanggal 28/11/1994 beberapa tahun yang lalu
“Saya kaget sekali sewaktu diberitahu kakak saya.Begitu pula waktu saya membaca berita di koran Jakarta,” tutur Nike. Dikatakan Nike,ia sendiri sudah nyaris melupakan kejadian itu.”Peristiwanya kan sudah lama terjadi,dan waktu itu juga masalahnya sudah selesai kok,” cetusnya setengah tak percaya.
Kendati demikian, penyanyi dan bintang sinetron terkenal ini tak keberatan menceritakan kembali peristiwa itu. “Kejadian memang betul bulan April tahun 1994 yang lalu,ketika saya sedang jalan-jalan ke Singapura,”katanya. Saat itulah lanjut Nike,”Saya dengar kabar dari kawan-kawan saya,kartu ATM saya diambil Dewi.” Dewi ini menurut Nike adalah kawan dekatnya. “Kampusnya dekat rumah saya di Bandung.Jadi,ia sering mampir ke rumah.” Setelah itu Nike dapat kabar lagi kartunya sudah diambil balik sama Atun yang juga teman baik Nike.”Si Atun mengambilnya dari dompet Dewi,waktu dewi sedang mandi,”tuturnya.
Begitu Nike pulang ke Bandung dia pun menanyakan kebenaran cerita itu kepada Dewi,yang kebetulan sedang main ke rumah Nike. “Tapi dia nggak ngaku,padahal menurut Atun,kartu itu diambil dari dompetnya Dewi.Sebenarnya,saya sendiri juga nggak tahu,apa maksud Dewi mengambil kartu itu.Toh dia pun nggak bisa menggunakannya,” ujar Nike yang mengaku tak begitu mempermasalahkannya lagi
Saling tampar
Soal kartu masih belum kelar.Karena ternyata ada satu lagi kawan Nike,namanya Cika,yang kabarnya merasa kartunya diambil Dewi.Kebetulan berbarengan dengan kepulangan Nike.Cika meneleponnya.
“Dia bertanya apakah Dewi ada di rumah saya.Kayaknya sih Cika lagi kesal sama Dewi,dan ngomel nggak karuan.Jadi,saya suruh aja dia ngomong sendiri sama Dewi.” Tak lama kemudian,Dewi ditemani Atun dan Nike pergi ke rumah Cika.Dari situ,mereka bersama ke rumah Ria,yang juga teman Nike. Ternyata,di rumah Ria ini,Cika dan Dewi malah ribut. “Entah apa masalahnya,saya nggak tahu persis,” kata Nike.Mungkin,dugaannya,”termasuk juga soal kartu Cika yang diambil Dewi.”
Soal kartu masih belum kelar.Karena ternyata ada satu lagi kawan Nike,namanya Cika,yang kabarnya merasa kartunya diambil Dewi.Kebetulan berbarengan dengan kepulangan Nike.Cika meneleponnya.
“Dia bertanya apakah Dewi ada di rumah saya.Kayaknya sih Cika lagi kesal sama Dewi,dan ngomel nggak karuan.Jadi,saya suruh aja dia ngomong sendiri sama Dewi.” Tak lama kemudian,Dewi ditemani Atun dan Nike pergi ke rumah Cika.Dari situ,mereka bersama ke rumah Ria,yang juga teman Nike. Ternyata,di rumah Ria ini,Cika dan Dewi malah ribut. “Entah apa masalahnya,saya nggak tahu persis,” kata Nike.Mungkin,dugaannya,”termasuk juga soal kartu Cika yang diambil Dewi.”
Semula,Nike mengaku tak begitu ambil pusing. “Tapi lama-lama saya kok juga disangkut-sangkutin dalam pertengkaran itu.Dari situlah,saya jadi yakin,dibelakang saya Dewi sering menjelek-jelekkan nama saya,”papar Nike.
Diakui sebelumnya ia memang sudah sering mendengar omongan,Dewi sering menjelekan dirinya.Keributan Dewi-Cika,kata Nike ternyata makin seru.saking ramainya,”mereka berdua sampai saling tampar.” Melihat itu,Nike ikut kesal.Begitu emosinya,Nike spontan menegur Dewi,”Kamu ini gimana sih?Mau nggak kamu saya gampar?” Tak diduga-duga lanjut Nike,”Dewi langsung menjawab,digampar saja!” Makin panaslah Nike,tanpa sadar tangannya melayang ke pipi Dewi.”Tapi itu nggak keras.Namanya juga sama teman.Nggak ada bekasnya,kok.Lagi pula,saya kan sudah minta izin,kenapa dia ngasih?”
Pengaduan sudah dicabut
Sepulang dari rumah ria,Nike menganggapnya sudah kelar.Menurutnya semua itu hanya ribut-ribut anatara teman sepermainan. “Eh,tahu-tahu saya dipanggil polisi.Disana,saya pun terangin kejadian sebenarnya.Polisi malah Cuma tertawa,” tutur Nike.
Sepulang dari rumah ria,Nike menganggapnya sudah kelar.Menurutnya semua itu hanya ribut-ribut anatara teman sepermainan. “Eh,tahu-tahu saya dipanggil polisi.Disana,saya pun terangin kejadian sebenarnya.Polisi malah Cuma tertawa,” tutur Nike.
Sepulang dari polisi,Nike pun menemui Dewi.”Saya tanya,kenapa bisa begitu? Ternyata kata Dewi,pengaduannya sudah dicabut.Yah sudah,kami pun baikan lagi.Malah,setelah itu,kami sudah jalan bareng lagi.Kami pun menganggap masalahnya sudah selesai.”
Karena itulah,lanjut Nike….Nike kaget bukan kepalang ketika mengetahui kasus itu masih terus berlanjut.”Rencananya sih,saya mau pulang ke bandung untuk mencari tahu,apa yang sebenarnya terjadi.Lagi pula,yang ribut pertama,kan bukan saya,tapi si Dewi dan Cika.Kok malah saya yang kena?Yah mungkin karena saya artis,jadi masalahnya kelihatan besar.”
Ketika ditanya bagaimana seandainya kasus ini berlanjut sampai ke pengadilan.Nike mengatakan,belum berfikir sejauh itu.” Nggak kebayang,saya musti berbuat apa.Tapi saya yakin kok,saya sama sekali nggak bersalah.Bukankah saya sudah minta izin sebelumnya?”tandas Nike sekali lagi.
Sumber : Nikeardilla.net
Share : Arif NACC PURWOKERTO
Ketika ditanya bagaimana seandainya kasus ini berlanjut sampai ke pengadilan.Nike mengatakan,belum berfikir sejauh itu.” Nggak kebayang,saya musti berbuat apa.Tapi saya yakin kok,saya sama sekali nggak bersalah.Bukankah saya sudah minta izin sebelumnya?”tandas Nike sekali lagi.
Sumber : Nikeardilla.net
Share : Arif NACC PURWOKERTO
Tidak Benar Nike Lesbian
Tidak Benar Nike Lesbian
Kira-kira sepuluh menit sebelum musibah itu terjadi, Nike Ardila dengan tulus berkata kepada Sofiatun Wahyuni, bahwa ia ingin terus berduaan dengannya. Ungkapan ini dilontarkan Atun nama singkat Sofiatun kepada para wartawan yang menemuinya.
Pengakuan serupa dikatakan juga oleh keluarga Nike maupun pihak kerabatnya Atun sendiri. Dari keterangan itu maka beredarlah tafsiran den komentar bahwa ada dugaan antara Nike dan Atun terjadi hubungan pribadi yang intim mengarah kepada perbuatan lesbi.
Benarkah antara Nike Ardila den Atun sebagai pasangan lesbian? Tanya HarianTerbit (24/3/1995). Isu santer di tengah-tengah masyarakat memang menyebutkan demikian. Namun kabar burung tersebut disangkal Ny. Eli Setyawati den Eddy Supriyadi (kakak Atun).
Benarkah antara Nike Ardila den Atun sebagai pasangan lesbian? Tanya HarianTerbit (24/3/1995). Isu santer di tengah-tengah masyarakat memang menyebutkan demikian. Namun kabar burung tersebut disangkal Ny. Eli Setyawati den Eddy Supriyadi (kakak Atun).
“Isyu tersebut tidak benar. Setahu saya Atun normal sebagai layaknya seorang wanita. Bahkan dia pernah pacaran dengan seorang lelaki bernama Heri, tapi kandas di tengah jalan,”.tutur Ny. Eli kepada Harian Terbit di rumahnya kawasan Perumnas Sarijadi, Bandung. la mohon dengan sangat agar masyarakat tidak memvonis Atun sebagai wanita lesbi, pintanya dengan lirih.
Keluarga mereka berasal dari keluarga ABRI, bahkan ibu kandung Atun seorang anggota Polwan, timpa Eddy.
Menurut Atun, Nike itu orangnya baik. Jiwa sosialnya tinggi, dia mudah bergaul dengan siapapun. Artinya kalau ia menyayangi Atun, itu adalah wajar, apalagi Atun itu sudah diangkatnya sebagai sekretaris pribadinya.
ATUN KAWAN AKRAB NIKE ARDILA
Siapakah sebenarnya si Atun, cewek Tomboy yang jadi saksi mata kecelakaan Nike Ardila? Pertanyaan itu dilontarkan mengingat Atun atau Sofiatun Wahyuni selama ini amat lengket dengan Nike Ardilla.
Nike kenal pertama dengan Atun kira-kira 3 tahun yang lalu (kira-kira tahun 1992). Yang mengenalkan waktu itu, adik sepupu Atun. Adiknya itu kebetuIan teman Nike satu kelas. Ketika itu, mereka sama-sama sekolah di SMA BPI Bandung.
“Waktu perkenalan pertama, saya senang sekali. Senang bukan karena Nike bintang tenar. Tapi, karena kepribadiannya yang baik itu. Dia tipe orang yang nggak mau pilih-pilih dalam berteman. Itulah yang membuat saya senang”, kenang Atun kepada sebuah majalah di Jakarta.
Sejak perkenalan itu hubungan Nike dengan gadis berpotongan rambut ala cowok ini kian akrab. Nike tak jarang menyuruh Atun datang ke rumah di Parakan Saat, Bandung. Sekalipun tujuannya sekedar ngobrol, Atun sendiri sering nongol di rumah Nike. Sampai akhirnya Nike minta Atun jadi Sekretaris pribadinya. Ketika itu, Atun baru lulus SMA. Maksudnya supaya surat-surat penggemarnya dan jadwal show dan syuting ada yang ngurusin.
Sejak perkenalan itu hubungan Nike dengan gadis berpotongan rambut ala cowok ini kian akrab. Nike tak jarang menyuruh Atun datang ke rumah di Parakan Saat, Bandung. Sekalipun tujuannya sekedar ngobrol, Atun sendiri sering nongol di rumah Nike. Sampai akhirnya Nike minta Atun jadi Sekretaris pribadinya. Ketika itu, Atun baru lulus SMA. Maksudnya supaya surat-surat penggemarnya dan jadwal show dan syuting ada yang ngurusin.
Bukan cuma itu, Nike juga selalu mengajaknya ke manapun ia pergi. Maka, karena Nike, sehingga Atun pernah singgah di berbagai kota di tanah air ini. Semua itu karena jabatan Atun sebagai sekretaris pribadi Nike. Cuma sampai Nike tiada, Atun belum sempat diajak ke luar negeri. Padahal frekwensi Nike ke luar negeri boleh dibilang sering. Sebenamya Atun kepengen sekali ikut ke luar negeri. Kendalanya cuma ia tidak bisa berbahasa Inggris. Sayang belum sampai terwujud Nike sudah pergi.
Nike sendiri ternyata juga pengen sekali ngajak Atun. Menurut Atun, itu terbukti Nike pemah bilang kepadanya kalau ke luar negeri tanpa dia, perasaan Nike kurang srek. “Aku ingin bersamamu,” kata Nike yang ditirukan Atun.
Nike sendiri ternyata juga pengen sekali ngajak Atun. Menurut Atun, itu terbukti Nike pemah bilang kepadanya kalau ke luar negeri tanpa dia, perasaan Nike kurang srek. “Aku ingin bersamamu,” kata Nike yang ditirukan Atun.
Keluarga sederhana
Atun sebagai puteri bungsu (ketujuh) dari Suranto (54) dan Letda I Pol. Marsinem (52) adalah berangkat dari keluarga sederhana dan badannya subur. Selintas mirip Atun-nya sinetron Si Doel Anak sekolahan. Bukan saja badannya kayak cowok, namun suaranya berat seperti cowok.
Atun sebagai puteri bungsu (ketujuh) dari Suranto (54) dan Letda I Pol. Marsinem (52) adalah berangkat dari keluarga sederhana dan badannya subur. Selintas mirip Atun-nya sinetron Si Doel Anak sekolahan. Bukan saja badannya kayak cowok, namun suaranya berat seperti cowok.
Tempat tinggal Atun tak jauh dari Nike.. la hidup numpang di rumah kakaknya di Flat Sarijadi elok D lantai 2 No. 92, Bandung.Nike sering main di rumahnya Atun. Atun dan Nike memang seakan tak bisa dipisahkan. Sehingga wajar saja kalau banyak kenangan yang tentu sulit dilupakan Atun.
Kalau Nike pulang dari luar negeri, ia selalu membawa oleh-oleh buat Atun, seperti: parfum, pakaian, sepatu atau jam tangan.
Semua pemberian Nike itu masih disimpan baik, sebagai bukti kesetiaan persahabatan mereka. Semua hadiah itu tak pernah diminta Atun, Nike sendiri yang dengan ikhlas memberinya. Sejak jadi sekretaris pribadi Nike, pendapatan Atun cukup lumayan, meskipun ia tidak digaji tetap. Waktu lebaran Atun diberi¬kan uang sebesar Rp.600.000, ungkap Atun.
Semua pemberian Nike itu masih disimpan baik, sebagai bukti kesetiaan persahabatan mereka. Semua hadiah itu tak pernah diminta Atun, Nike sendiri yang dengan ikhlas memberinya. Sejak jadi sekretaris pribadi Nike, pendapatan Atun cukup lumayan, meskipun ia tidak digaji tetap. Waktu lebaran Atun diberi¬kan uang sebesar Rp.600.000, ungkap Atun.
Atun baru tahu kalau Nike telah meninggal dunia, dua hari setelah peristiwa itu terjadi. Yang memberitahu justru fans Nike, bukan dari keluarganya atau keluarga Nike. Mereka berusaha untuk menyimpan rahasia itu sampai Atun sehat benar. Mendengar berita ia kaget dan seakan tidak percaya. Lalu ia menangis.
Hari Rabu langsung ia nyekar ke pemakaman Nike Ardila di Ciamis. la seperti mimpi ketika berlutut di makam Nike. la telah kehilangan besar. Seorang sahabat atau kekasih, yah entahlah. Nike adalah menjadi bagian hidupnya, sehingga tidak bisa berpisah dengan sahabatnya itu.
Keakraban Atun dan Nike itulah yang menimbulkan isu-isu yang tidak enak. Perawakannya yang tomboy, kelaki-lakian menambah persangkaan orang bahwa ia bersifat lesbi. Padahal menurutnya, ia dididik dari keluarga militer. Ibunya seorang Polwan. Hal itu membuat ia berperawakan tegap seperti pria. “Saya bukan lesbi,” katanya sesenggukan, kepada setiap wartawan yang menanyainya.
Atun pun makin sedih dengan beban yang dipikulnya. Sudah hilangnya seorang sahabat dekatnya, ia pun dituduh yang macam-macam. “Tolong beri saya ketenangan. Saya masih berduka,” pintanya kepada mereka yang ingin mengetahui hubungannya dengan almarhumah Nike Ardila.
Karangan bunga, corat-coret,
puisi dan isak tangis,
adalah gambaran nyata,
betapa Si Bintang Keke
meninggalkan goresan duka yang mendalam.
Tak cuma keluarga yang kehilangan.Catatan Si CuPs: Ngetiknya sambil dengerin lagu Opik yg judulnya Astagfirullah,pikiran gw langsung melayang pada kematian tragis dan mendadak seperti Nike Ardilla,Alda Risma,dan Adi Firansyah….tiba-tiba gw pengen tobat:( takut mati mendadak seperti mereka:(…Tom tobat yuk:(..Hiks…Dari Berbagai Sumber–CuPs–
Lady Rocker Rindu Mangung
Lady Rocker PARAHYANGAN Rindu Manggung
KEMATIAN Nike Ardilla pada 19 Maret 1995 meninggalkan aroma mistis bagi perkembangan musik di Tanah Air. Utamanya bagi artis penyanyi asal Bandung, Jawa Barat.
Sepeninggal Nike akibat kecelakaan, lady rocker papan atas asal Bandung seperti Mel Shandy, Conny Dio, Yossi Lucky, dan Inka Kristi popularitasnya semakin meredup, kemudian menghilang dari panggung tarik suara.
Sepeninggal Nike akibat kecelakaan, lady rocker papan atas asal Bandung seperti Mel Shandy, Conny Dio, Yossi Lucky, dan Inka Kristi popularitasnya semakin meredup, kemudian menghilang dari panggung tarik suara.
Seiring dengan kariernya yang tak lagi cemerlang, kehidupan cinta beberapa lady rocker juga tak semulus yang diharapkan. Mel Shandy menjanda hingga sekarang, Conny Dio dua kali terempas ke jurang perceraian, dan Inka Kristi tetap melajang. Dalam hal karier, boleh dibilang hanya Nicky Astria yang masih menunjukkan taringnya di panggung musik. Yang lainnya seperti terbawa arus mistis kematian Nike.
Conny mengaku terakhir meluncurkan tembang Hilang pada 2001. “Setelah itu hilang beneran, salah judul kali,” kata Conny, terbahak. Setelah meluncurkan sembilan album, lanjut Conni, dirinya rehat. Ia mengaku menyanyi di daerah sambil mengurus anak. “Event-event tertentu, seperti nikahan misalnya,” papar wanita yang hingga kini tetap berambut cepak.
Mel Shandy mengatakan, jarang bertemu dengan rocker-rocker asal Bandung yang mengorbit bersamaan dengan dirinya. “Pengen suatu saat reuni dan show bareng,” kata Mel. Hanya Inka yang masih aktif menyanyi. Wanita berambut panjang ini mengaku mengeluarkan album terakhir pada 2004. “Tiga tahun kemudian aku menyelesaikan skripsi yang tertunda,” kata dia.
Soal keinginan mengorbit lagi diungkapkan Conny Dio dan Mel. Ia mengaku pernah bertandang kepada Anang–suami Krisdayanti–untuk minta diorbitkan. Conny juga ingin dibuatkan lagu oleh musisi kondang Melly Goeslaw.
Sementara Mel yang kini menutup auratnya dengan pakaian muslimah mengaku ingin berduet dengan Opick.
Inka punya obsesi lain. Inka akan menyanyi di Jepang sambil menyusun album baru. “Kita sedang latihan dan persiapan,” kata wanita berambut panjang itu. Mel Shandy tak cuma berharap duet dengan Opick, tapi juga dibuatkan lagu-lagu rohani oleh penyanyi yang tengah naik daun itu.
Roda kehidupan terus berputar. Sejalan dengan pudarnya popularitas pundi rupiah pun berkurang ke kantong para rocker tersebut. Mel Shandy harus banting tulang di panggung kecil demi dua buah hatinya. Conny pun begitu. Hanya, putra sulung Conny sering menggoda dirinya agar mau kembali kepada Buki yang juga kakak kandung Nicky Astria. Buki saat ini mengelola sekolah tinggi musik di Bandung. Harapan itu dipendam Conny karena dirinya sudah menelan pil pahit lagi. Dari perkawinan keduanya, Conny dikaruniai dua anak.
Rintihan para lady rocker asal Bandung mengejutkan Melly. Istri Anto Hoed ini di kala masih melajang teramat dekat dengan Nike Ardilla. Namun ketika itu, Melly belum berani mendekati Nicky Astria, Mel Shandy, Conny, almarhumah Poppy Mercury, dan Inka Kristi. Melly merasa masih anak bawang.
Kini setelah roda kehidupan berputar, Melly berada di masa keemasan, putri mendiang Melky Goeslaw ini banyak diharapkan menjadi tumpuan untuk kebangkitan kedua para lady rocker yang terpuruk di Bandung. Aura Melly dinilai sama dengan Nike. “Waktu aku ikutan festival, aku malah belum jadi apa-apa. Masih jadi backing vocal,” kata Melly. Dalam kondisi sekarang, Melly mengaku tidak merasa lebih. “Mungkin kesempatannya memang lagi ke aku,” ucapnya, merendah. Melly bersedia membuatkan lagu jika kesempatan memungkinkan. “Apalagi buat temen,” lanjut ibu dua anak itu.
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
Nike di Mata Nafa URBACH
Nike di Mata Nafa Urbach
NAFA URBACH MENERUSKAN PESAN NIKE
Sejak umur 3 tahun, Nafa Indria Urbach (14) sudah hobi menyanyi.
“Kalau ada penyanyi di teve, dia suka ikut2an nyanyi di depan layar, dengan
pakai selendang,” kenang Nenen Urbach (40), sang ibu, yang ikut menemani
putrinya wawancara. Setelah masuk SD, bakat nyanyi Nafa makin kental. Ia bergabung dengan grup Kidrock yang semua personelnya anak-anak SD. :))
“Kalau ada penyanyi di teve, dia suka ikut2an nyanyi di depan layar, dengan
pakai selendang,” kenang Nenen Urbach (40), sang ibu, yang ikut menemani
putrinya wawancara. Setelah masuk SD, bakat nyanyi Nafa makin kental. Ia bergabung dengan grup Kidrock yang semua personelnya anak-anak SD. :))
“Saya memang suka ngerock,” aku siswi kelas 2 SMP Kanisius Pendowo, Magelang (Jateng) ini.
Bersama Kidrock, Nafa sudah mencicipi rasanya show ke berbagai daerah. Dalam salah satu pertunjukkan, Nafa bertemu Denny Sabri.
“Waktu itu umur saya 9 tahun,” kenangnya. Rupanya, Denny tertarik pada potensi Nafa. Seusai pertemuan itu, ia menghubungi orang tua Nafa dan minta izin hendak mengorbitkan putri mereka sebagai penyanyi.
“Waktu itu umur saya 9 tahun,” kenangnya. Rupanya, Denny tertarik pada potensi Nafa. Seusai pertemuan itu, ia menghubungi orang tua Nafa dan minta izin hendak mengorbitkan putri mereka sebagai penyanyi.
Ternyata orang tua Nafa tak keberatan. Mereka malah mendukung niat itu. “Bakat nyanyi Nafa memang besar,” kata Neneng yang sebelumnya pernah memasukkan Nafa ke Bina Vokalia Yogyakarta, serta meyertakan dalam lomba
karaoke dan kontes model *bakat gede, tapi potensi kecil!
Kebetulan pula, “Cita-cita saya memang jadi penyanyi terkenal,” ujar Nafa. Klop sudah. *klop dari mana!?, klop dari Hongkong :))
karaoke dan kontes model *bakat gede, tapi potensi kecil!
Kebetulan pula, “Cita-cita saya memang jadi penyanyi terkenal,” ujar Nafa. Klop sudah. *klop dari mana!?, klop dari Hongkong :))
Semasa dibina Denny itulah, Nafa berjumpa Nike terjadi Desember lalu di Jakarta. “Pertama kali saya ketemu Kak Nike, dia sudah mulai ngetop dengan lagu Seberkas Sinar.
“Sejak itu kami makin akrab seperti adik kakak saja. Tiap kali main ke Bandung, saya selalu tidur di rumah Kak Nike,” ungkap Nafa sambil tersenyum manis.
Bagi Nafa, Nike juga seorang teman yang baik. “Kak Nike tak pernah memilih-milih teman”.
“Sejak itu kami makin akrab seperti adik kakak saja. Tiap kali main ke Bandung, saya selalu tidur di rumah Kak Nike,” ungkap Nafa sambil tersenyum manis.
Bagi Nafa, Nike juga seorang teman yang baik. “Kak Nike tak pernah memilih-milih teman”.
Pertemuan terakhir Nafa dengan Nike terjadi Desember lalu di Jakarta.
“Kami berjumpa di studio Jackson Records, saat kak Nike menyelesaikan album Sandiwara Cinta.
Nah waktu itu, dia bilang sama saya, ‘Nafa, kamu rekaman yang bagus ya. Supaya kelak bisa ganti’in kak Nike’, kisah Nafa menirukan ucapan Nike.
“Kami berjumpa di studio Jackson Records, saat kak Nike menyelesaikan album Sandiwara Cinta.
Nah waktu itu, dia bilang sama saya, ‘Nafa, kamu rekaman yang bagus ya. Supaya kelak bisa ganti’in kak Nike’, kisah Nafa menirukan ucapan Nike.
Meski demikian, Nafa mengaku enggan dijuluki sebagai pengganti Nike Ardilla, tak peduli Dedy Dore$ pun pernah melontarkan julukan itu untuknya.
“Aduh, julukan seperti itu malah membebani saya. Dan tentunya juga bagi fans Nike. Tapi kalau dibilang meneruskan jejak Kak Nike, kayaknya nggak apa-apa”.
“Aduh, julukan seperti itu malah membebani saya. Dan tentunya juga bagi fans Nike. Tapi kalau dibilang meneruskan jejak Kak Nike, kayaknya nggak apa-apa”.
Kini Nafa bertekad memantapkan diri di dunia rekaman. Baginya, dunia panggung atau rekaman sama saja.
“Bedanya, di studio lebih capek, karena nyanyinya harus di ulang-ulang.
Bisa sampai ratusan kali lo, kalo dihitung,” ujarnya sambil tertawa.
* kasiaaaaan deh lo…, kalo teh Keke nggak sampe’ lah segitu :))
Perbedaan lain, untuk rekaman, Nafa lebih suka membawakan jenis Slow Rock.
“Apalagi kalau lagunya ciptaan om Dedy Dore$,” tambahnya. * biar kayak Nike tuh critanya
“Bedanya, di studio lebih capek, karena nyanyinya harus di ulang-ulang.
Bisa sampai ratusan kali lo, kalo dihitung,” ujarnya sambil tertawa.
* kasiaaaaan deh lo…, kalo teh Keke nggak sampe’ lah segitu :))
Perbedaan lain, untuk rekaman, Nafa lebih suka membawakan jenis Slow Rock.
“Apalagi kalau lagunya ciptaan om Dedy Dore$,” tambahnya. * biar kayak Nike tuh critanya
Sebuah album telah dirampungkan Nafa. Dan sekarang ia sedang dalam proses menyelesaikan album kedua,
yang masih didominasi lagu-lagu ciptaan Dedy Dore$. “Khusus untuk album kedua ini, saya cuma pakai Nafa. Tanpa Urbach,” ungkapnya.
Biar lebih hoki ya?
Hasto Prianggoro
yang masih didominasi lagu-lagu ciptaan Dedy Dore$. “Khusus untuk album kedua ini, saya cuma pakai Nafa. Tanpa Urbach,” ungkapnya.
Biar lebih hoki ya?
Hasto Prianggoro
DIANGGAP ADIK OLEH NIKE
Hubungan Nafa dengan Nike ternyata bukan sebatas sebagai penggemar dan idola.
Perkenalan keduanya terjadi sekitar tahun 90 di Purwokerto di sebuah pertunjukkan.
“Saat itu Nike jadi penyanyi utama dan saya jadi bintang tamu. Kesan pertama saya, Nike orangnya cantik dan baik,” kenang Nafa.
Perkenalan keduanya terjadi sekitar tahun 90 di Purwokerto di sebuah pertunjukkan.
“Saat itu Nike jadi penyanyi utama dan saya jadi bintang tamu. Kesan pertama saya, Nike orangnya cantik dan baik,” kenang Nafa.
Pertemuan itu makin berkesan tatkala dalam acara yang sama, Nike bersedia duet bareng Nafa.
“Sampai kapanpun saya nggak akan melupakan pengalaman itu, saat itu kami menyanyikan bersama I Don’t Want To Talk About It.
Rasanya sungguh bahagia bisa berduet dengan penyanyi pujaan saya,”
Dengan mata berbinar, siswi SMP Kasnisius Pendowo Magelang ini kembali menuturkan,
hubungannya dengan Nike makin akrab sejak melantunkan tembang yang di populerkan Rod Stewart ini.
Saking akrabnya, “Nike sampai menganggap saya sebagai adiknya. Begitu pula Mamih (panggilan Nafa pada ibu Nike) yang menganggap saya seperti putri sendiri,”
* si Dike juga ngomong gitu, dianggap ‘putrinya’, tapi….. >:)
“Sampai kapanpun saya nggak akan melupakan pengalaman itu, saat itu kami menyanyikan bersama I Don’t Want To Talk About It.
Rasanya sungguh bahagia bisa berduet dengan penyanyi pujaan saya,”
Dengan mata berbinar, siswi SMP Kasnisius Pendowo Magelang ini kembali menuturkan,
hubungannya dengan Nike makin akrab sejak melantunkan tembang yang di populerkan Rod Stewart ini.
Saking akrabnya, “Nike sampai menganggap saya sebagai adiknya. Begitu pula Mamih (panggilan Nafa pada ibu Nike) yang menganggap saya seperti putri sendiri,”
* si Dike juga ngomong gitu, dianggap ‘putrinya’, tapi….. >:)
Pernah, kisah Nafa “Mamih jauh-jauh ke Magelang naik kendaraan umum, hanya karena ingin memberikan kostum panggung Nike buat saya.
Katanya, baju itu cocok buat saya kalau show.
Katanya, baju itu cocok buat saya kalau show.
Berkat tangan dingin Denny, lahirlah album pertama Nafa, Bagai Lilin Kecil (karya Deddy Dore$) yang sempat laku 150.000 kaset.
Termasuk sukses untuk ukuran sebuah album perdana. Malah kata Nafa, “Album ini sebenarnya bisa lebih laris lagi. Tapi saat itu penjualannya berbarengan dengan lagu-lagu Nike Ardilla, Jadi ya.., kalah.”
* koq gitu sih ngomongnya! Selain itu, apa dia (Nafa-red) inget dan sudah menyisihkan sebagian untuk Yayasan?
Nggak ada tuh disinggung di artikel ini. Katanya pengagum and udah dianggap ‘adik’ sama Nike, and dianggap ‘anak’ sama Mamih
Termasuk sukses untuk ukuran sebuah album perdana. Malah kata Nafa, “Album ini sebenarnya bisa lebih laris lagi. Tapi saat itu penjualannya berbarengan dengan lagu-lagu Nike Ardilla, Jadi ya.., kalah.”
* koq gitu sih ngomongnya! Selain itu, apa dia (Nafa-red) inget dan sudah menyisihkan sebagian untuk Yayasan?
Nggak ada tuh disinggung di artikel ini. Katanya pengagum and udah dianggap ‘adik’ sama Nike, and dianggap ‘anak’ sama Mamih
Nafa sendiri adalah pengagum mendiang Nike Ardilla. Malah, jauh-jauh hari ia sebetulnya sudah diproyeksikan bakal sebagai pengganti Nike.
“Kata produser, saya mau diarahkan sebagai gantinya Nike, seandainya Nike telah berumah tangga (baca: menikah),” ungkap Nafa terus terang.
Sekalipun demikian, anak ke-2 dari 3 bersaudara ini tegas-tegas menolak disamakan dengan Nike. “Saya tetap Nafa Urbach,” cetusnya seraya tersenyum manis.
* sekarang koq malah pengen jadi Britney Spears…, owalah Nafa…Nafa, wong Magelang aja koq pengen jadi Britney Spears… :))
“Kata produser, saya mau diarahkan sebagai gantinya Nike, seandainya Nike telah berumah tangga (baca: menikah),” ungkap Nafa terus terang.
Sekalipun demikian, anak ke-2 dari 3 bersaudara ini tegas-tegas menolak disamakan dengan Nike. “Saya tetap Nafa Urbach,” cetusnya seraya tersenyum manis.
* sekarang koq malah pengen jadi Britney Spears…, owalah Nafa…Nafa, wong Magelang aja koq pengen jadi Britney Spears… :))
Artikel sumbangan dari : Melfa Riza, di Bukittinggi.
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
auro part terakhir
Namaku Bukan Aurora (terakhir)
Oleh :Ela Tresnawati
Pemenang Berbakat LCCR ANITA/95
Pemenang Berbakat LCCR ANITA/95
Cerita sebelumnya…
“ Entah kebetulan atau tidak, kehidupan pribadiku ternyata berhubungan juga dengan kehidupan Aurora sebelumnya. Kamu tau kan, Gred, cowok yang jadi pacarnya Aurora ketika aku bertemu dengannya di tempat kecelakaan Aurora?
“ Entah kebetulan atau tidak, kehidupan pribadiku ternyata berhubungan juga dengan kehidupan Aurora sebelumnya. Kamu tau kan, Gred, cowok yang jadi pacarnya Aurora ketika aku bertemu dengannya di tempat kecelakaan Aurora?
=============================== lanjutannya ==============================
Nah sekarang, Gred malah menjadi pacarku. Aku tak pernah berfikir untuk tidak menerima cinta yang ditawarkan Gred, hanya karena dia bekas pacar Aurora. Kalau memang aku dan Gred saling menyayangi, mau apa lagi?
Lagipula, aku berpikir bahwa ini adalah rahasia Tuhan dan mungkin keinginan Tuhan.
Lagipula, aku berpikir bahwa ini adalah rahasia Tuhan dan mungkin keinginan Tuhan.
Puaskah aku menjalani kehidupan sekarang?
Orang mungkin akan berfikir aku begitu menikmati hidup yang sekarang. Mereka berkata, alangkah enaknya kehidupan Amara yang sekarang. Segala sesuatu bisa diperoleh mudah.
Namun bagiku tidak. Duniaku sekarang menjadi asing. Amara yang sekarang hidupnya terikat oleh segala macam jadwal-jadwal yang ada di agenda seorang manajer.
Lebih banyak berpura-pura dan menipu diri-sendiri. Saat tubuh dan jiwaku lelah, aku mesti tetap tersenyum dan ceria di depan fansku yang terkadang selalu menguntit kemanapun aku hendak pergi. Ironisnya lagi, aku lebih dikenal sebagai Auroroa 2 dibanding sebagai Amara.
Orang mungkin akan berfikir aku begitu menikmati hidup yang sekarang. Mereka berkata, alangkah enaknya kehidupan Amara yang sekarang. Segala sesuatu bisa diperoleh mudah.
Namun bagiku tidak. Duniaku sekarang menjadi asing. Amara yang sekarang hidupnya terikat oleh segala macam jadwal-jadwal yang ada di agenda seorang manajer.
Lebih banyak berpura-pura dan menipu diri-sendiri. Saat tubuh dan jiwaku lelah, aku mesti tetap tersenyum dan ceria di depan fansku yang terkadang selalu menguntit kemanapun aku hendak pergi. Ironisnya lagi, aku lebih dikenal sebagai Auroroa 2 dibanding sebagai Amara.
Seperti senja ini. Saat lembayung merah mulai membayang. Dibalik kemudi yang aku parkir di sebuah kawasan puncak, aku banyak merenung dan berfikir. Dalam relung hatiku yang paling dalam, ada hasrat untuk segera meninggalkan dunia yang serba gemerlap ini.
Aku sudah jengah menghadapi seribu satu gosip *kalo kata Tomzed, di GOSok makin SIP :)) .yang dihembuskan media yang sebelumnya tak pernah mewawancaraiku. Diantaranya, aku mendompleng dan memanfaatkan kematian Aurora.
Ya Tuhan, padahal aku telah berjuang mati-matian untuk mengubah imej bahwa aku duplikat Aurora.
Ya Tuhan, padahal aku telah berjuang mati-matian untuk mengubah imej bahwa aku duplikat Aurora.
Selain gosip, aku dipusingkan dengan persoalan lain. Sutradara dan kru masih saja membanding-bandingkan aku dengan Aurora. Mereka selalu bilang kalau Aurora itu begitu, nggak seperti aku yang begini-begini.
Gila! Padahal aku kan bukan Aurora. Kalau memang mereka masih menginginkan Aurora, ya hadirkan saja Aurora kalau memang bisa.
Begitu juga dengan Gred. Lambat laun sikapnya yang dulu manis dan mau melupakan Aurora mulai berubah. Tadi siang aku bertengkar hebat dengannya. Belakangan ini Gred selalu menganggapku sebagai…, lagi-lagi Aurora!
Dia menuntut agar segala sikap dan perhatian yang kuberikan padanya setidaknya harusnya menyamai Aurora.
Dia menuntut agar segala sikap dan perhatian yang kuberikan padanya setidaknya harusnya menyamai Aurora.
Gred. Seolah-olah dia memacariku hanya karena ingin menyambung percintaannya dengan Aurora yang ending nya mengambang! Ah, bodohnya aku tak menyadari sejak dulu.
Pikiranku semakin mumet saja, saat kubaca kutipan seorang peramal dalam sebuah majalah hiburan. Lewat prediksinya itu dikatakan bahwa seseorang yang dianggap Aurora sebagai pengganti nya, akan menemui nasib yang sama seperti yang dialami Aurora.
Sama-sama mengalami kecelakaan! Sialnya, entah mengapa aku terpengaruh oleh prediksinya yang sableng itu!
Pikiranku semakin mumet saja, saat kubaca kutipan seorang peramal dalam sebuah majalah hiburan. Lewat prediksinya itu dikatakan bahwa seseorang yang dianggap Aurora sebagai pengganti nya, akan menemui nasib yang sama seperti yang dialami Aurora.
Sama-sama mengalami kecelakaan! Sialnya, entah mengapa aku terpengaruh oleh prediksinya yang sableng itu!
Untuk menenangkan perasaanku, kuraih buku harian dalam tas punggungku. Lalu pada halaman terakhir sekali aku mulai menulis…..
31 Desember 1995
Tahun nanti aku harus menuju dunia baru.
Aku harus terlahir kembali sebagai seorang Amara. Menjadi diri sendiri memang lebih terasa dinikmati daripada menjadi sosok yang lain. Aku tak bisa menikmati hidup seperti seorang Aurora. Maafkan aku Aurora. Aku tak bisa melanjutkan peran sebagai dirimu. Kamu mungkin tahu, terlalu lelah bagiku untuk itu. Aku bukan Aurora, bukan dirimu. Dan kamupun bukan Amara. Namaku A-ma-ra. Bukan Aurora……. |
Lalu kututup diaryku, perasaanku serasa damai. Kuhidupkan mesin Volvoku. Aku ingin segera ngobrol banyak dengan Hardian, kakak tersayangku. Selepas itu ingin tidur sepuasnya tanpa terganggu oleh siapapun, termasuk pager dan handphone.
Sejak detik ini, kuputuskan untuk menjadi seorang Amara kembali. Menjadi diriku sepenuhnya.
Sejak detik ini, kuputuskan untuk menjadi seorang Amara kembali. Menjadi diriku sepenuhnya.
Beberapa saat mobilku melaju. Tiba-tiba saja kepalaku menjadi gelap. Samar-samar sebuah bis dari arah berlawanan tampak berada di depanku, samar pula kudengar dentuman dahsyat.
Jiwaku serasa melayang. Dibawah sana kutemui tubuhku dibelakang kemudi. Dengan mata terpenjam dan kepala menyentuh setir.
Orang-orang berkerumunan.
“Dia, Amara. Dia yang sering kita lihat di TV,” seorang lelaki dari salah satu yang mengerumuni tubuhku segera mengenaliku.
“Dia, Amara. Dia yang sering kita lihat di TV,” seorang lelaki dari salah satu yang mengerumuni tubuhku segera mengenaliku.
Tak berapa lama kulihat Hadian dan Gred datang. Yang dilakukan mereka tak jauh dengan apa yang dilakukan kakak laki-laki nya dan pacar Aurora, dulu pada Aurora.
Harapanku, semoga diantara mereka ada yang menemukan diaryku. Semoga saja mereka sadar kalau namaku NAMAKU BUKAN AURORA.
All of you, be your self
============= the end, alias…TAMAT ======== cape’ euy ngetik *bukannya gak ikhlas! =========
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
PROSES RITUAL NIKE
Proses ritual kelahiran Nike
Mungkin tidak pernah ada yang tahu kalau nike ardilla dilahirkan dengan proses ritual yang unik,sebelum nike lahir orangtuanya mengharapkan banget punya anak perempuan karena kedua anak sebelumnya lelaki semua,jadi oleh karena itu ayah nike berkonsultasi ke orang pinter,orang pintar itu pun menyarankan sebuah cara yang unik dan mungkin sedikit menggelikan yaitu,Ayah nike diharuskan membawa celana dalam istrinya kalau keluar rumah ketika berangkat kerja,dan harus masuk kedalam rumah ketika pulang tidak boleh lewat pintu depan tapi pintu belakang.Percaya atu tidak setelah ritual ini dilakukan Ibunda nike mengandung nike beberapa minggu kemudian.Kelahiran nike memang sudah unik bahkan sebelum dia dilahirkan.
sumber:keluarga Nike, makasih buat Rara atas sumbangan artikelnya dan buat Adi Fahman atas sumbangan pic nya.
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
Auro Part II
Namaku Bukan Aurora (Bag.2)
Cerita Sebelumnya…:
Kukenakan Sunglasses, lalu turun dari mobil dan menguncinya.
Saat mendekati Genio tersebut, kembali terjadi keanehan. Orang-orang yang sejak tadi berkerumunan semuanya melakukan hal yang sama,
memandangiku dengan tatapan mata yang sangat asing.
Ada apa?
Apakah mereka mengiraku seorang makhluk planet Mars?
Saat mendekati Genio tersebut, kembali terjadi keanehan. Orang-orang yang sejak tadi berkerumunan semuanya melakukan hal yang sama,
memandangiku dengan tatapan mata yang sangat asing.
Ada apa?
Apakah mereka mengiraku seorang makhluk planet Mars?
———————————————————————————–
Mereka saling berbisik-bisik satu sama lain. Setelah berhasil menghalau keheranan, aku mencoba merubah suasana kaku itu.
“Maaf, siapa yang mengalami kecelakaan ini?” tanyaku pada seorang lelaki setengah baya.
“Maaf, siapa yang mengalami kecelakaan ini?” tanyaku pada seorang lelaki setengah baya.
Tak ada seorang pun yang menjawab. Tidak juga lelaki yang barusan aku tanya.
Mereka malah lebih tersentak lagi tatkala mendengar suaraku.
Mereka malah lebih tersentak lagi tatkala mendengar suaraku.
“Lihatlah, Aurora tidak meninggal. Orang yang meninggal dalam Civic itu bukanlah Aurora!” seru seseorang memecah kesunyian.
“Aurora masi berada diantara kita?” seorang gadis bertanya dengan nada tak percaya.
“Mereka membohongi kita! Siapa bilang Aurora mati?”
Sejenak aku mematung. Tak bisa menyimpulkan apa yang telah mereka katakan.
Mengapa mereka menuding aku? Siapa yang mereka maksud dengan Aurora?
“Aurora masi berada diantara kita?” seorang gadis bertanya dengan nada tak percaya.
“Mereka membohongi kita! Siapa bilang Aurora mati?”
Sejenak aku mematung. Tak bisa menyimpulkan apa yang telah mereka katakan.
Mengapa mereka menuding aku? Siapa yang mereka maksud dengan Aurora?
Belum lagi aku selesai bertanya-tanya, seseorang mendekatiku.
Lalu dia menatapku lama sekali.
Lalu dia menatapku lama sekali.
“Sejak semula kami tak percaya kalau kamu mengalami kecelakaan sampai meninggal.
Kamu ternyata masih berada disini?” ujarnya dengan muka yang berseri-seri.
Kamu ternyata masih berada disini?” ujarnya dengan muka yang berseri-seri.
“Siapa yang meninggal?” aku balas bertanya.
“Yang lain bilang kamu, Aurora…” seorang gadis menjawab mantap.
Aku tertegun. Jiwaku seakan melayang-layang tak karuan. Barulah aku mengerti sekarang. Rupanya Aurora yang mereka maksud itu adalah seorang penyanyi dan artis terkenal.
Pada mulanya dia hadir sebagai seorang penyanyi. Namun tak lama kemudian dunia model, film, sinetron, sampai bintang iklan dirajahnya.
Jelasnya dia seorang entertainer yang ulung dan penuh bakat. Padahal usianya masih belia, lima bulan lebih tua dariku.
“Yang lain bilang kamu, Aurora…” seorang gadis menjawab mantap.
Aku tertegun. Jiwaku seakan melayang-layang tak karuan. Barulah aku mengerti sekarang. Rupanya Aurora yang mereka maksud itu adalah seorang penyanyi dan artis terkenal.
Pada mulanya dia hadir sebagai seorang penyanyi. Namun tak lama kemudian dunia model, film, sinetron, sampai bintang iklan dirajahnya.
Jelasnya dia seorang entertainer yang ulung dan penuh bakat. Padahal usianya masih belia, lima bulan lebih tua dariku.
Perihal orang-orang itu mengatakan bahwa Aurora masih hidup dan tidak mengalami kecelakaan, itu karena secara fisik aku mempunyai kesamaan dengan Aurora.
Bagai pinang dibelah dua, kata orang-orang sekitarku.
Rambut, tinggi, dan bentuk badan, alis, hidung, semua nya sama denganku.
Mataku lebih bulat dan berekspresif tajam, sedangkan milik Aurora terkesan sayu dan teduh.
Bagai pinang dibelah dua, kata orang-orang sekitarku.
Rambut, tinggi, dan bentuk badan, alis, hidung, semua nya sama denganku.
Mataku lebih bulat dan berekspresif tajam, sedangkan milik Aurora terkesan sayu dan teduh.
Barangkali itulah sebab orang menganggap bahwa akulah Aurora, sementara yang berada dalam Civic itu hanyalah seorang yang mirip dengan Aurora.
CERPEN di dapat/sumbangan dari : Melfa
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
Auro Part I
Namaku Bukan Aurora (CerPen)
Oleh : Ela Tresnawati
Pemenang Berbakat LCCR ANITA/95
Pemenang Berbakat LCCR ANITA/95
May Be This Description was inspiring from Nike’s Fact…
If..we had accomplish to read this… describe… its sure not only “May Be” But it’s certainty that the writers was so concern with the extremely accident, that caused Nike was dead… .Hence she wrote n try to describes with her own imagine style… |
Ruang Katana yang kuisi bagaikan sebuah aula besar tempat konser orchestra. Itu semata-mata aku mengkhayal berada di Acropolis. Santorini mengalun gempita. Denting piano dari tekanan jemari Yanni berpadu dengan gesekan biola yang menyayat.
Pagi masih agak basah, walaupun mentari tidak lagi ragu untuk menyingsing dengan sinarnya yang perkasa. Tampaknya embun pun masih betah untuk menempel di dedaunan.
Suasana pagi yang begitu aku nikmati. Tak apa aku pergi sepagi ini. Lagipula aku tak bisa menahan kerinduan untuk melewati jalan-jalan ini yang setahun sudah tak kususuri. Saat berjalan-jalan di kawasan Queensland, aku malah membayangkan berjalan di kotaku sendiri.
Dulu, semasa SMA. Sepanjang waktu aku bersama Melan, Astrid dan Raras selalu menghabiskan di jalan Tamansari ini.
Suasananya begitu adem dan tenang. Banyak pohon-pohon besar yang meneduhi siapa saja yang berada dibawahnya.
Suasananya begitu adem dan tenang. Banyak pohon-pohon besar yang meneduhi siapa saja yang berada dibawahnya.
Tanpa terasa aku sudah berada di jalan Riau. Disini mau tak mau aku harus menggerutu kesal. Jalanan macet. Manusia dan kendaraan sama-sama berseliweran. Tapi tak ada gunanya ngomel sendirian. Tak akan ada yang bakalan mau mendengar.
Kuhalau rasa bosan dengan memutar-mutar frekuensi FM. OZ Station tertangkap.
Terdengar desahan serak Bryan Adams lewat You Really Love a Woman.
Kuhalau rasa bosan dengan memutar-mutar frekuensi FM. OZ Station tertangkap.
Terdengar desahan serak Bryan Adams lewat You Really Love a Woman.
Sambil tetap masih memegang kemudia, aku melongokkan kepala lewat jendela.
Refleksi mataku tertumpuk pada pada seonggok Civic Genio. Keadaan sedan mewah itu lumayan rusak parah.
Pintu sebelah kanannya penyok dengan kap yang ringsek. Sebuah pilar rumah penduduk ambruk, mungkin sedan na’as tersebut menubruk pilar tersebut.
Penumpangnya tidak lagi berada didalamnya. Namun orang-orang yang jumlahnya puluhan itu tetap saja berkerumunan disana.
Mereka mengelilinginya seolah-olah itu adalah benda langka. Bahkan ada beberapa diantaranya yang mengelus-elusnya *kucing kali.. :))
Sejumlah karangan bunga terpajang di kapnya. Semakin lama semakin bertambah banyak seiring dengan bertambahnya orang yang datang.
Refleksi mataku tertumpuk pada pada seonggok Civic Genio. Keadaan sedan mewah itu lumayan rusak parah.
Pintu sebelah kanannya penyok dengan kap yang ringsek. Sebuah pilar rumah penduduk ambruk, mungkin sedan na’as tersebut menubruk pilar tersebut.
Penumpangnya tidak lagi berada didalamnya. Namun orang-orang yang jumlahnya puluhan itu tetap saja berkerumunan disana.
Mereka mengelilinginya seolah-olah itu adalah benda langka. Bahkan ada beberapa diantaranya yang mengelus-elusnya *kucing kali.. :))
Sejumlah karangan bunga terpajang di kapnya. Semakin lama semakin bertambah banyak seiring dengan bertambahnya orang yang datang.
Otakku semakin lama semakin berfikir. Coba saja pikir. Saat ini frekuensi kecelakaan tak terhitung lagi jumlahnya.
Tak sedikit pula sedan mewah yang rusak karenanya. Namun seumur kepala berada diatas badanku, rasanya belum pernah kulihat begitu banyak orang yang tumplek mengelilinginya.
Tak sedikit pula sedan mewah yang rusak karenanya. Namun seumur kepala berada diatas badanku, rasanya belum pernah kulihat begitu banyak orang yang tumplek mengelilinginya.
Kuinjak pedal gas setelah sebuah Panther yang berada didepanku melaju. Namun kali ini aku tak berhasrat untuk melanjutkan perjalanan.
Yang kulakukan adalah memarkirkan kendaraan di tempat yang kosong, tak jauh dari onggokan Ganio na’as tersebut. Pikirku, siapa tahu aku mengenal orang yang mengalami kecelakaan tersebut.
Yang kulakukan adalah memarkirkan kendaraan di tempat yang kosong, tak jauh dari onggokan Ganio na’as tersebut. Pikirku, siapa tahu aku mengenal orang yang mengalami kecelakaan tersebut.
Kukenakan Sunglasses, lalu turun dari mobil dan menguncinya.
Saat mendekati Genio tersebut, kembali terjadi keanehan. Orang-orang yang sejak tadi berkerumunan semuanya melakukan hal yang sama,
memandangiku dengan tatapan mata yang sangat asing.
Ada apa?
Apakah mereka mengiraku seorang makhluk planet Mars?
Saat mendekati Genio tersebut, kembali terjadi keanehan. Orang-orang yang sejak tadi berkerumunan semuanya melakukan hal yang sama,
memandangiku dengan tatapan mata yang sangat asing.
Ada apa?
Apakah mereka mengiraku seorang makhluk planet Mars?
=================== bersambung ==================
Catatan:
Kalo bersambung gini mah sebenernya bukan CERPEN ya,
tapi CERBER (Cerita Bersambung).
Kalo gitu RALAT deh…, jadi CERBER aja.
Kan seru…. :))
Kalo bersambung gini mah sebenernya bukan CERPEN ya,
tapi CERBER (Cerita Bersambung).
Kalo gitu RALAT deh…, jadi CERBER aja.
Kan seru…. :))
CERPEN di dapat/sumbangan dari : Melfa
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
Sumber : Nikeardilla.net
Share : ARIF NACC PURWOKERTO
Rocker Juga Manusia
Rocker juga manusia
Nike ArdiLa :
**artikel dibawah ini adalah semasa Nike masih hidup.
“Nike memang bukan penyanyi rock. Nggak tau ya kenapa orang nganggep Nike itu lady rocker. Padahal suara Nike kan nggak pas buat lagu rock! . Begitu sanggahnya ringan, seringan kunyah-an permen karet yang sejak tadi memenuhi mulutnya yang mungil itu.
Nike adalah profil remaja masa kini yang punya kesempatan bagus dalam urusan tarik suara. Berbekal bakat, kemampuan, tampang yang menarik dan kemauan keras. Akhirnya Nike mendapatkan apa yang jadi buah mimpi semasa kecilnya
“Kapan sih Nike mulai menyanyi?”
Nike tersentak sesaat. Maklum dia baru saja “menyimak” tampang cowok yang mirip Tom Cruise yang tiba-tiba nyelonong tepat di sudut pandangnya. |
Pagi itu, ayam belum lagi berkokok ketika Nike kecil terbangun dari tidurnya Sesaat tubuhnya berkeliat dan punggung tangannya mengucek kedua kelopak matanya yang belum melek benar. Lantas dia turun dari pembaringan dan menghampiri sang Ayah yang masih terlelap.
“Pih.., Papih bangun donk! Fotoin Nike…,” rengeknya berkali-kali sambil mengguncang tubuh Ayahnya sampai terbangun.
Dengan mata yang masih berat sang ayah terpaksa meladeni permintaan anaknya .
Lantas diambilnya kamera yang selalu siap pakai itu dan dia coba mematut matut buah hatinya di depan lensa. “jepret! Jepre!”
Lantas diambilnya kamera yang selalu siap pakai itu dan dia coba mematut matut buah hatinya di depan lensa. “jepret! Jepre!”
Nike kecil kelihatan riang dengan berbagai pose karangannya. Dia merasa tidak ubahnya foto model yang sering dia lihat di majalah ibunya. Dicobanya lagi berbagai pose yang lain. Sang Ayah, Eddy Kusnadi yang karyawan PJKA itu pun meluluskan semua permintaan anaknya yang lagi lucu-lucunya itu.
Tidak terasa pagi mulai merambat. Sang anak yang tahu akan jadwal ayahnya yang harus pergi ke kantor kini ganti mencari perhatian lainnya. Dia minta dinaikkan ke atas meja dan mulai lah berdendang dengan lantang. Seisi rumah yang terbangun disuruhnya jadi penonton. Pagi pun jadi meriah.
Begitulah, hampir setiap pagi “jadwal” tetap ini harus ada. Sebelum sang ayah ke kantor, dia harus mau jadi juru potret. Dan seisi rumah harus siap jadi penonton penyanyi cilik yang belum mandi itu. “Waktu itu Nike pengen sekali jadi peragawati, penyanyi, pramugari dan dokter” kenang Nike.
Ternyata, sepuluh tahun kemudian impian itu jadi kenyataan. Beberapa impiannya kini terwujud sudah, jadi penyanyi, foto model malah sekarang lagi giat-giatnya main film. Namanya lantas banyak disebut orang. Kehadirannya sangat ditunggu. Bahkan, tidak sedikit yang jadi korban gara-gara orang ingin melihatnya beraksi di atas panggung. Nike Ardilla.., nama itu kian jadi buah bibir.
Semua itu dia capai lewat tangga yang tidak saja panjang tetapi juga curam *kami belum sempat menghitung anak tangganya . Betapa tidak, sejak kecil dia ditempa lewat disiplin yang ketat dalam latihan, lomba atau cuma buat manggung di acara 17-an di lingkungan rumahnya. Dan sekarang dia harus berhadapan dengan para pedagang seni yang tidak sedikit yang hanya ingin mencari keuntungan dari dia.
TAMBANG EMAS
Bakat ibarat pisau. Kalau pisau banyak di asah makin tajamlah dia. Begitupun bakat. Waktu kedua orang tua Nike tahu akan bakat terpendam anak perempuannnya ini, mereka sengaja mencarikan seorang pelatih. “Nike latihan sama Om Deddy Kantong di rumah pake’ gitar gembrung (akustik),” ungkap Nike. Dia pun berani ikut lomba. Sejak kelas 5 SD, dia sudah merasakan serunya diadu dengan teman sebayanya dalam berbagai festival “pop singer” di Bandung. Bahkan, dia pun sempat diadu di tingkat nasional dalam ajang “Lagu Pilihanku”. Bagusnya, Nike selalu mendapat nomor di arena lomba ini. Puncaknya, tahun 1987 dia jadi juara I golongan Teruna Festiva Musik Tiga Warna di Bandung.
Urusan centil-centil an yang paling dia suka sejak kecil pun tidak dia tinggalkan. Dia ikut berbagai kontes kemolekan tampang. Hasilnya memang tidak mengecewakan. Dua tahun lalu dia dinobatkan jadi “Puteri LA”, nama sebuah diskotek anak muda Bandung. Lalu, tahun ini pun dia jadi favorit pembaca waktu majalah Gadis bikin ajang Gadis Sampul. “Pokoknya Nike pernah ngerasain jadi foto model lah” ujar Nike. Permen karet yang sejak tadi dia kunyah, dibuangnya ke tong sampah. **udah pait kali ya . Kini, keripik kentang jadi sasaran. “Nike memang paling suka ngemil!”
|
Para pemandu bakat agaknya mencium tambang emas dalam diri Nike. Setelah mencoba rekaman dalam Bandung Rock Power tahun 1986 (*ada yang punya albumnya gak??), Nike diajak main film “Kasmaran” arahan sutradara Slamet Rahardjo. Di film ini dia bermain dengan Ida Iasha yang saat itu mulai dikenal orang. “Eh Nike ditawarin lagi ikut film “Gadis Foto Model” yah.. ikut lagi deh! ujar pembaca setia serial komik Donal Bebek ini.
Yang membawanya ke tangga puncak dunia tarik suara ialah saat Nike bikin album Seberkas Sinar. Album ini membuat nama Nike berkibar seantero Nusantara. Kasetnya laris manis tanjung timpul. Eh Nike pun menyabet bonus, Super Kijang. “Wah …, Nike pake’ jalan-jalan tiap hari. Sekarang sih Kijangnya udah dijual, abis tabrakan sama kakak Nike sih”. **kayak tanda2 gitu yah..
Genjotan kedua setelah di seling main film “Ricky, Nakalnya Anak Muda” bareng Ryan Hidayat ialah album Bintang Kehidupan. Nah, ini dia yang membuatnya mantap di jajaran artis peringkat “atas” di negeri kita. Dia sabet “BASF AWARD” dan keliling Eropa hampir sebulan. Sejak album pertama dulu sampai sekarang, panggilan manggung di berbagai kota setiap minggunya tidak pernah sepi. Ini artinya sama dengan rejeki nomplok. “Honornya dikasih ke Papih, sedikit disisihin buat Nike. Paling sebulan 100 ribu. Papih nggak mau ngasih gede-gede, soalnya Nike boro$ sih” ungkapnya. “Tabungan Nike sekarang paling ada cuma 1 juta!”
Umur se-Nike sekarang memang boleh dibilang belum bisa memegang duit. Bayangkan kalau semua honornya dipegang sendiri, bisa-bisa itu duit cuma numpang lewat. Apalagi geng Nike di sekolahnya sekarang tukang jajan. “Nike suka ngajak makan temen-temen atau ke disko diantar kakak Nike yang cowok,” **kak Allan ya??
Dengan segala kesibukannya ini tidak mustahil sekolahnya ikut terganggu. Dia yang sekarang punya cita-cita jadi pengusaha ini tidak jarang harus meninggalkan bangku sekolahnya yang baru beberapa bulan saja dia duduki. Bayangkan, selain urusan manggung yang dia sendiri tentukan tarifnya , juga urusan shooting film yang makan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Maka, yang repot adalah sang Ayah. Dia harus bolak-balik minta ijin kepada sekolah. “Kalau ada ulangan Nike biasanya minta susulan saja. Terus belajarnya sama temen,” katanya ringan, seiring ayun langkahnya di penghujung sore yang amat dingin itu. Tubuh yang berbalut jeans lusuh dan sweater penahan tebal itu lantas menghilang diantara antrian menuju pabean bandara Nice.
Jalan Nike masih panjang. Diatas sana banyak awan yang menghadang. Bahkan, mungkin tidak sedikit petir yang siap menghanguskan nya. Tinggal Nike yang harus siaga. Siapkah dia?? **hiks..hiks.. , kenyataannya Nike nggak siap
Artikel sumbangan dari : Melfa Riza, Bukittinggi.
(0812 678 11xx), mhel_moy@yahoo.com
(0812 678 11xx), mhel_moy@yahoo.com
Catatanya Ndu Nana :
Di panggung dia tampak garang, biarpun bersuara tipis. Di cover kasetnya dia kelihatan kenes dan sedikit sexy. Lalu orang bilang “Ini dia satu lagi rocker cewek kita!” Padahal…
“Ah Nike mah bukan rocker a tuh..!”
Lalu mengapa Nike nggak mau dibilang rocker?? Padahal seperti dikutip dari lirik lagu milik Seriouz Band… “rocker juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati…”
Di panggung dia tampak garang, biarpun bersuara tipis. Di cover kasetnya dia kelihatan kenes dan sedikit sexy. Lalu orang bilang “Ini dia satu lagi rocker cewek kita!” Padahal…
“Ah Nike mah bukan rocker a tuh..!”
Lalu mengapa Nike nggak mau dibilang rocker?? Padahal seperti dikutip dari lirik lagu milik Seriouz Band… “rocker juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati…”
Sumber : Nikeardilla.net
Share: Arif NACC Purwokerto
KASET MASIH DI CARI PASKA 2 TAHUN KEMATIAN
Dua Tahun Kepergian Nike, Kasetnya Masih Dicari
BANJARMASIN — Ku tak akan bersuara walau dirimu kekurangan/hanya setiamu itu kuharapkan/ku tak akan menduakan walau kilauan menerpa/kasih dan sayangku tetaplah untukmu/hanya ku pinta darimu setialah selamanya/sehingga abadi cinta ini sayang itu kudoa’akan…
Dua tahun sudah tepatnya 19 Maret 1995 dinihari, suatu kecelakaan tragis merenggut nyawa Nike Ardilla, penyanyi muda potensial yang sedang meniti karir ke puncak prestasi. Tetapi bagi penggemar Nike kenangan tentang dirinya tetap hidup dalam hati mereka untuk selamanya.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah pengunjung yang setiap hari mengunjungi makamnya *situsnya juga donk! Dan bukan hanya itu, kaset- kaset yang berisi rekaman lagunya pun masih dicari hingga saat ini.
Larisnya kaset Nike ini tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta atau Bandung saja tapi juga Banjarmasin. Beberapa pemilik toko kaset di Pasar Cempaka dan Plaza Mitra mengatakan bahwa sampai sekarang ini kaset Nike baik yang berupa album khusus atau kumpulan lagu-lagu terbaiknya selalu diburu penggemarnya.
“Waktu Nike belum meninggal yang paling banyak dicari biasanya albumnya saja, tapi setelah ia meninggal banyak yang mencari kumpulan lagu-lagu terbaiknya,” kata Atul, pedagang kaset di Pasar Cempaka, Senin.
Tidak berbeda seperti yang dikatakan Atul, Ida yang bekerja di satu toko kaset di Plaza Mitra inipun mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya kumpulan lagu-lagu terbaik Nike paling laris diantara album-albumnya.
“Kalau album paling terjual 1 keping tapi kumpulan lagu terbaiknya bisa laku 2 atau 3 keping sehari,” tambah Ida. Kumpulan lagu terbaik Nike Ardilla ini biasanya berisikan lagu-lagu Nike yang menjadi hit antara lain Seberkas Sinar, Matahariku, Jalan Kehidupan, Izinkanlah dan Sandiwara Cinta — lagu terakhir Nike sebelum kecelakaan.
Lalu apa artinya kaset ini bagi penggemar Nike sendiri? “Bagi saya mendengarkan suara Nike melalui kaset ini dapat mengobati kerinduan saya. Terus terang saja Nike adalah penyanyi favorit saya. Apalagi kalau sedang patah hati saya paling suka mendengarkan lagu Nike,” tutur Lisa yang banyak mengoleksi kaset Nike.
Bahkan ada penggemar yang langsung membeli beberapa kaset Nike dengan setelah mendengar berita kepergian penyanyi kesayangannya itu.
“Sebelumnya saya sudah punya album Nike tapi waktu itu ia masih belum meninggal. Dan begitu saya mendengar kabar ia kecelakaan perasaan saya sangat sedih. Saya langsung ke pasar untuk mencari kasetnya lagi. Yang penting saya masih bisa mendengarkan suaranya,” tambah Anna.
Lucunya ada juga orang yang menjadi penggemar Nike setelah sang artis meninggal. “Entah kenapa setelah tahu Nike meninggal, tiba-tiba saya penasaran ingin mendengarkan lagu-lagunya, padahal tadinya saya tidak suka tapi sekarang saya selalu membeli kaset Nike,” ungkap Doddy.
|
Nike Ardilla kini menjadi legenda. Keinginannya untuk mati muda menyamai idolanya Marilyn Monroe akhirnya menjadi kenyataan. Dan mengapa Nike menjadi luar biasa? Tentu saja karena lirik-lirik lagunya selalu sanggup mewakili rasa gundah penggemarnya. Mereka yang patah hati sering terhibur dengan lagu Nike.
Selain itu wajahnya yang manis dan gayanya yang manja merupakan salah satu faktor pendukung yang membuat masyarakat mencintainya.
Nike juga bukan sekedar remaja biasa. Ia rajin beramal sehingga segala ‘dosa-dosanya’ yang dibeberkan di media massa terlupa begitu saja dan dianggap sebagai khilaf manusia biasa. eka)
Sumber : Nike Ardilla.net
Share : Arif NACC Purwokerto
Ada Album Sang Idola Untuk Aceh
Meski telah meninggal hampir sepuluh tahun lalu, bukan berarti Nike Ardilla tak bisa ikut andil dalam membantu korban bencana tsunami di Aceh. Dalam album amal bertajuk “Dari Hati Untuk Aceh”, Nike menyumbang sebuah lagu.
Lagu yang dibawakan Nike adalah “Panggung Sandiwara” karya Ian Antono dan Taufiq Ismail. Menurut pimpinan Musica Studio, Indrawati Widjaya atau kerap disapa Ibu Acin, untuk memasukkan suara Nike ke dalam album “Dari Hati Untuk Aceh”, pihaknya menggunakan master rekaman lama.
“Kita pakai master yang lama. Nggak untuk Nike aja, untuk beberapa lagu kita juga pakai master yang lama. Kenapa itu kita lakukan? Ya karena untuk menghemat waktu. Kalau harus rekaman lagi satu persatu akan memakan lebih banyak waktu,” tutur Ibu Acin saat peluncuran album “Dari Hati Untuk Aceh” di Hard Rock Cafe Jakarta, Senin (21/2/2005).
Dalam album “Dari Hati Untuk Aceh”, Musica banyak menampilkan kembali lagu-lagu lama. Selain “Panggung Sandiwara” yang dibawakan Nike Ardilla, ada juga lagu “Lilin-lilin Kecil” (Chrisye), “Kemarau” (the Rollies), “Untuk KIta Renungkan” (Ebiet G. Ade) dan “Ayah”.
Khusus untuk lagu “Ayah” karya Rinto Harahap, Musica tidak menggunakan master lama. Mengapa? Karena lirik lagu tersebut diubah dan dibawakan kembali oleh Peterpan featuring Candil Seurieus.
“Karena lagu ‘Ayah’ liriknya ada yang diubah, ya kita nggak pakai master lama. Lagipula kan lagu itu sekarang yang bawain Peterpan dan Candil. Jadi kita ya rekaman seperti biasa. Seperti lagu baru. Oh iya, ada juga satu lagi yang juga nggak pakai master lama. Kalau yang ini memang karena lagunya baru, yaitu lagu ‘Bangkitlah Sahabatku’ ciptaan Base Jam,” ujar Ibu Acin.
Hasil penjualan album “Dari Hati Untuk Aceh” nantinya akan dipakai untuk membangun “Perkampungan Seni dan Budaya Aceh” yang berfungsi sebagai Museum Sejarah, Perpustakaan, Galeri Budaya dan tempat perkumpulan para seniman di Aceh. “Perkampungan Seni dan Budaya Aceh” rencananya akan dibangun di Jl. Tengku Imuem Lueng Bata, Banda Aceh.
Berikut track list di album “Dari Hati Untuk Aceh”:
1. Puisi “Doa Berserah” (Tamara Bleszynski)
2. “Aceh” -Ayah- (Peterpan feat. Candil Seurieus)
3. “Berita Kepada Kawan” (Ebiet G. Ade)
4. “Badai Pasti Berlalu” (Chrisye)
5. “Panggung Sandiwara” (Nike Ardilla)
6. “Bangkitlah Sahabatku” (Base Jam)
7. “Doa” (Hetty Koes Endang)
8. “Kemarau” (the Rollies)
9. “Untuk Kita Renungkan” (Ebiet G. Ade)
10. “Lilin-lilin Kecil” (Chrisye)
11. Puisi “Setelah Gempa dan Tsunami” (Tamara Bleszynski)
1. Puisi “Doa Berserah” (Tamara Bleszynski)
2. “Aceh” -Ayah- (Peterpan feat. Candil Seurieus)
3. “Berita Kepada Kawan” (Ebiet G. Ade)
4. “Badai Pasti Berlalu” (Chrisye)
5. “Panggung Sandiwara” (Nike Ardilla)
6. “Bangkitlah Sahabatku” (Base Jam)
7. “Doa” (Hetty Koes Endang)
8. “Kemarau” (the Rollies)
9. “Untuk Kita Renungkan” (Ebiet G. Ade)
10. “Lilin-lilin Kecil” (Chrisye)
11. Puisi “Setelah Gempa dan Tsunami” (Tamara Bleszynski)
sumber: nikeardilla.net
Share : Arif NACC Purwokerto
Tidak Ada Rahasia Dengan Dedy Dores
Deddy Dores Buka Rahasia Nike Ardilla
Belum poenya artis gacoan lagi
MENCETAK penyanyi baru tak semudah membalik tangan.
Alasan inilah yang membuat Deddy Dores vakum selepas melahirkan mendiang Nike Ardilla.
Alasan inilah yang membuat Deddy Dores vakum selepas melahirkan mendiang Nike Ardilla.
Penyanyi yang gemar berkacamata gelap ini, mengaku sulit mencari penyanyi seperti Nike Ardilla. Selain cantik, Nike dianggap Deddy memiliki vokal unik. Kelebihan-kelebihan seperti ini, hingga putaran waktu berlalu, masih saja belum ia temukan.
Saat ditemui di Jakarta, beberapa hari lalu, Deddy mengaku belum poenya ‘jagoan’ lagi. Menurutnya, kriteria yang ia inginkan sulit didapatkan. Kalau sekedar cantik, banyak sekali yang antre untuk dijadikan artis binaannya. *(Deddy aja ngomong geto, koq Dike PE-DE banget si!?-nana). Namun Deddy harus selektif, pencetak hit Hilangnya Seorang Gadis ini, tak ingin reputasinya rusak gara-gara main comot penyanyi sembarangan. “Nggak seperti itu, harus ada kriteria dulu. Kalau asal comot sih gampang,” ujarnya.
Tanpa tedeng aling-aling, Deddy menyatakan artis yang akan diorbitkan harus menyentuh perasaannya terlebih dulu. Fase ketertarikan ini, menurut Deddy penting dan harus ada. Pasalya, ia tak bisa mencipta lagu tanpa dilandasi rasa itu. “Cara orang menciptakan lagu kan beda-beda,” kilahnya.
Cara berikutnya justru lebih ekstrem. Deddy akan melihat dulu, apakah artis tersebut layak rekaman atau justru ia pacari saja. “Saya lihat dulu, kalau dia bisa dipacarin nggak akan saya orbitkan. Tapi kalau bisa diorbitkan, saya harus punya keuntungan dari dia,” tegasnya.
Lantas, ia pun mengaku jatuh hati pada Nike Ardilla.
Desakan cinta yang kuat, nyaris membutakan mata hatinya. Diakui Deddy, usianya yang tak muda lagi membuatnya mengurungkan niat memacari Nike. *ngaca ni yee… :). Sebagai gantinya, ia tumpahkan semua cinta lewat lagu ciptaannya. “Saya memang mecintai dia. Makanya saya orbitkan sekuat tenaga,” akunya. |
Selain cantik, Nike juga dianggap memiliki karakter vokal yang unik oleh Deddy.
|
Diluar cara mengorbitkan artis, Deddy pun mengaku masih akrab dengan judi. Kebiasaannya sejak muda ini, masih sulit dihilangkan. Baginya, judi adalah kesenangan duniawi dan ia pun menjalani dengan segala kosekuensinya. Bedanya, kalau dulu saya bisa habis ratu$an juta kini hanya satu dua juta saja *BU$YET!. “Saya dari dulu berjudi. Saya tidak malu mengakuinya. Tapi saya banyak ambil hikmah dari situ, bahwa uang bukan segala-galanya,” tegasnya.
Menurut Ketua Swara Perjuangan Artis Indonesia (SPAI) ini, dari kebiasaannya berjudi, ia banyak membantu kesusahan rekan seprofesi. Dalam catatannya, sekitar 20 rekan pernah ia tolong dari uang berjudi. “Darimana uangnya kalo nggak dari situ,” *rekannya nggak tau donk!?? :))
Tanpa menyebut nama, Deddy menyatakan rekan-rekan seprofesinya itu meminta uang untuk membayar kotrakan rumah. Lainnya, sebagai modal dan menutupi biaya pengobatan. Wajar jika akhirnya orang menyebut dirinya royal. Toh, ia lebih memaknai sebagai arti persahabatan dan loyalitas. “Jujur, saya kalau ada uang pasti saya kasih. Nggak mau saya pelit-pelitan,” ucapnya. *tapi masa’ dari judi om?.
Sebelum menyudahi obrolan, Deddy menyatakan tak surut menekuni dunia musik. Sepi atau rame, pria pendiam ini tak akan lari dari bi$ni$ yang telah membesarkan namanya. Soal tudingan sisi gelap hidupnya, ia memilih acuh. “Musik adalah bagian hidup saya. Sekali disini, sampai nanti tetap disini. Pasang surut itu biasa,” paparnya.
*************************************************
Sumber : Berita Kota (Kamis, 28 Oktober 2004)
Artikel : Si Nana dari Pondok Coffee Susu
*************************************************
Sumber : Berita Kota (Kamis, 28 Oktober 2004)
Artikel : Si Nana dari Pondok Coffee Susu
*************************************************
Share : Arif NACC Purwokerto
Langganan:
Postingan (Atom)